ASITA HARAPKAN ANGGARAN PROMOSI PARIWISATA LEBIH BESAR
Jakarta, Antara
REKTOR PARIWISATA mengharapkan peningkatan anggaran promosi dengan naiknya anggaran belanja negara 1990/1991 untuk sektor perhubungan dan pariwisata sebesar 21 persen dibanding tahun anggaran sebelumnya. Harapan itu dijelaskan Sekjen ASITA (Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia) Yusuf Abdullah kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, karena kegiatan promosi yang harus semakin gencar dilaksanakan sebagai persiapan Tahun Kunjungan Wisata ke Indonesia 1991 (VIY 1991/Visit lndonesia Year 1991).
“Kalau melihat kenaikan sebesar 21 persen ,jumlahnya masih kecil. Terutama mengingat dalam memasarkan produk wisata kita, rintangan utama yang dihadapi adalah promo si. Jadi meskipun pemerintah telah menaikkan anggaran, bukan berarti sudah dapat diharapkan menjadi angin surga,” katanya.
Karena itu partisipasi swasta yang lebih besar masih sangat diperlukan terutama untuk mengatasi kendala itu. Ia juga mengajak swasta untuk turut memikirkan upaya memecahkan kendala-kendala di bidang lainnya yang langsung berhubungan dengan pariwisata.
Hal itu menurut ia,juga sangat berkaitan dengan upaya pencapaian target kunjungan wisatawan ke Indonesia dalam Repelita V. “Usaha untuk mencapai target itu harus diiringi dengan gencamya kegiatan promosi di luar negeri,” katanya.
Anggaran Tersendiri
Menyinggung persiapan VIY 1991, ia menyampaikan harapan ASITA agar pengadaan anggaran untuk program VIY 1991 mendatang disediakan secara tersendiri.
Sebagai perbandingan, negara tetangga Malaysia menyiapkan dana promosi besar-besaran untuk mensukseskan “Visit Malaysia Year 1990”, yang jumlahnya sekitar 25 juta dolar AS .
Demikian juga negara tetangga lainnya seperti Thailand dan Singapura, yang untuk menyukseskan pariwisatanya, melakukan berbagai persiapan ,dengan dukungan dana promosi yang sangat besar, tutur Sekjen ASITA itu.
Dalam APBN tahun 1989/90, dari anggaran yang diperuntukkan bagi sektor perhubungan dan pariwisata sebesar Rp 2,5 triliun, sektor pariwisata hanya memperoleh bagian Rp 37,5 miliar. Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan anggaran bagi sektor perhubungan sekitar Rp 2 ,3 triliun dan sektor postel sebesar Rp 144,9 miliar.
Dalam RAPBN yang baru disampaikan Presiden Soeharto tanggal 4 Januari 1990, anggaran untuk sektor perhubungan dan pariwisata naik menjadi Rp 3 triliun lebih. (SA)
Sumber : ANTARA (05/01/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 575-576.