BANGLADESH PELAJARI DUKUNGAN ULAMA RI TERHADAP GERAKAN KB

BANGLADESH PELAJARI DUKUNGAN ULAMA RI TERHADAP GERAKAN KB

 

 

Jakarta, Antara

Ulama Bangladesh akan mempelajari dukungan para Ulama Indonesia dalam menunjang gerakan keluarga berencana sehingga mencapai hasil yang baik, kata Muhammad Fariduddin MA, anggota Komite Sentral Keluarga Berencana Nasional Bangladesh.

Ia mengatakan hal itu kepada wartawan di Gedung BKKBN Pusat, Jakarta, Senin, seusai upacara pembukaan latihan para petugas KB upazila (Kabupaten) dari Bangladesh yang akan berlangsung selama beberapa hari di Indonesia dan diikuti oleh 22 peserta.

Para Ulama Bangladesh yang belum tergabung dalam suatu Majelis seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mendukung KB secara umum, namun mereka masih berbeda pendapat terhadap teknis pelaksanaan KB, kata Muhammad Fariduddin yang juga ahli Tafsir Al-Quran itu.

“Misalnya terhadap pelaksanaan tubektomi dan vasektomi, ada tiga goIongan ulama yang berbeda pendapat, pertama golongan Ulama yang setuju, golongan kedua tidak memberikan pendapatnya, sedangkan golongan ketiga sama sekali menentang,” jelasnya lagi.

“Oleh sebab itu kami ingin belajar dari para Ulama Indonesia tentang cara mengatasi masalah tersebut, agar dapat pula kami musyawarahkan di kalangan Ulama di Bangladesh,” lanjutnya.

Menurut dia, Bangladesh memiliki sekitar 400 ribu Ulama. Program KB di negera itu dimulai sejak tahun 1965 dengan jumlah akseptor sekitar 20 juta orang dari penduduknya yang telah mencapai 110 juta jiwa.

Program KB di Indonesia dimulai sejak tahun 1970 dan jumlah akseptornya sudah mencapai sekitar 16 juta, demikian keterangan yang diperoleh dari BKKBN.

Kepala BKKBN Pusat Dr. Haryono Suyono yang membuka latihan itu mengatakan, latihan tersebut merupakan yang kedelapan dari seluruh program latihan yang dilakukan atas kerjasama pemerintah Indonesia dengan Bangladesh yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto dan Presiden Hussein Mohammad Ersyad beberapa tahun lalu.

Menurut Haryono, rombongan petugas KB Bangladesh yang dalam tahun 90-an merupakan yang pertama ini, terdiri atas beberapa orang dokter dari Upazila dan Kecamatan serta beberapa ulama dari Dhaka, ibukota Bangladesh.

Selama di Indonesia, rombongan tersebut juga akan mengetahui tentang komitmen yang diberikan oleh pemerintah Indonesia terhadap gerakan KB nasional dan partisipasi rakyat dalam mengikuti gerakan KB termasuk KB mandiri, kata Haryono, sambil menambahkan bahwa program kerjasama ini nampaknya masih akan terus berlangsung.

 

 

Sumber : ANTARA (29/01/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 601-602.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.