DMI AKAN TERTIBKAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MESJID

DMI AKAN TERTIBKAN PENGGUNAAN PENGERAS SUARA DI MESJID

 

 

Jakarta, Antara

Dewan Masjid Indonesia (DMI) akan menertibkan penggunaan pengeras suara di mesjid-mesjid, karena pemakaian alat-alat elektronik itu secara berlebihan bisa mengganggu masyarakat sekitamya.

Keinginan DMI untuk menertibkan penggunaan alat pengeras suara secara berlebihan itu dijelaskan Ketua Umum DMI Kafrawi kepada wartawan setelah melaporkan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Sabtu tentang terpilihnya pengurus baru periode tahun 1989-94.

“Kalau mengenai azan, sebenarnya tidak ada masalah. Kegiatan pengajian yaitu takhrim ditentukan sepuluh menit sebelum azan. Kalau misalnya azan pukul 05.00 maka takhrim adalah 04.40. Tapi sekarang pukul 03.00 sudah dimulai. ltu pun kadang-kadang dengan kaset,” kata Kafrawi.

Oleh karena itu, pengurus DMI akan mengimbau para pengurus mesjid untuk tidak menggunakan secara berlebihan alat pengeras suara tersebut. Tertibnya penggunaan peralatan itu akan menjamin suasana toleransi.

Ia mengingatkan bahwa masyarakat Indonesia itu adalah masyarakat majemuk. Ketika ditanya wartawan tentang ulah beberapa orang beragama Islam yang menggunakan mesjid sebagai tempat untuk melancarkan tindakan kekerasan, ia mengatakan DMI akan berusaha sejauh mungkin agar tindakan semacam itu tidak terjadi lagi.

“Kita mengharapkan para pengelola mesjid agar dalam khotbah-khotbah, selain menyinggung masalah agama juga mengenai kecintaan terhadap tanah air. Kalau hal itu terlaksana, maka hal-hal itu (pemanfaatan mesjid secara salah, red) bisa dihindari,” katanya.

Kafrawi mengatakan, kitab suci Al Qur’an sendiri menegaskan bahwa rasa cinta terhadap tanah air merupakan bagian dari iman.

Ketika menjelaskan laporannya kepada Presiden Soeharto, dijelaskan oleh Kafrawi bahwa pengurus baru DMI telah menyusun program kerja antara lain memperluas wawasan pengelola mesjid, dan penataran tentang manajemen mesjid.

Ia menyebutkan salah satu tugas pengurus DMI adalah meningkatkan kegiatan pengajian bagi anak-anak.Alasan pengurus DMI untuk meningkatkan kegiatan ini adalah karena banyak anak misalnya lulusan SD atau SMP tidak mampu mengaji walaupun telah mendapatkan pendidikan agama di sekolah.

Ketika menanggapi laporan itu, Presiden Soeharto menyambut baik rencana kerja pengurus baru. Presiden Soeharto juga meminta pengurus DMI untuk memikirkan pengerahan dana ummat Islam.

Menurut Presiden, Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (YAMP), yang mengumpulkan dana dari para pegawai negeri sipil dan anggota ABRI, saat berhasil membangun ratusan mesjid.

Jika DMI bisa melakukan berbagai kegiatan serupa, maka pembinaan ummat bisa semakin ditingkatkan, kata Kafrawi ketika mengutip penjelasan Presiden.

 

 

Sumber : ANTARA (27/01/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 352-353.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.