KPNLF KECEWA KARENA KEMAJUAN PIK KURANG MEMADAI
Jakarta, Antara
Pemimpin Front Pembebasan Nasional Rakyat Khmer (KPNLF), Son Sann menilai Pertemuan Informal mengenai Kamboja (PIK) yang diikutinya di Jakarta sejak Senin lalu mengalami kemajuan, namun kemajuan itu dianggapnya masih kurang memadai sehingga ia merasa sangat kecewa.
Atas pertanyaan wartawan selesai mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di kediaman Jl. Cendana, Jakarta, Rabu malam, Son Sann menambahkan bahwa kekecewaannya itu timbul karena pihak-pihak yang bertikai di Kamboja dinilainya belum cukup memberikan pengorbanan bagi tercapainya suatu penyelesaian masalah mereka sendiri.
Padahal, kata Son Sann, apa yang disebutnya sebagai pengorbanan itu merupakan cara terbaik untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada Presiden Soeharto dan rakyat Indonesia yang telah melakukan semuanya bagi tercapainya penyelesaian masalah Kamboja secara damai.
Sewaktu ditanya tentang kemungkinan tercapainya persetujuan dalam PIK yang hingga Rabu malam masih berjalan, pemimpin KPNLF yang mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto dengan diantar Dirjen Politik Deplu Wiryono tersebut mengatakan bahwa “pembicaraan dalam PIK sudah menuju ke arah tercapainya suatu penyelesaian.”
Menurut Son Sann, yang sulit adalah pembicaraan antara kelompokkelompok non-komuni s dan kelompok-kelompok komunis di antara empat pihak yang bertikai.
Mereka yang non-komunis di antara keempat kelompok itu adalah kelompok Pangeran Sihanouk dan KPNLF, sedangkan yang komunis adalah Pemerintah Phnom Penh dukungan Vietnam dan kelompok Khmer Merah dukungan Cina.
Son Sann juga menjelaskan bahwa Presiden Soeharto sejak tahun lalu sudah memberikan saran bagi penyelesaian masalah Kamboja secara damai, namun sayangnya baru tiga pihak yang mengikutinya (Kelompok Sihanouk, KPNLF dan Khmer Merah), sedangkan pihak Pemerintah Phnom Penh dukungan Vietnam belum menerima saran itu.
Pemimpin KPNLF menilai saran Presiden Soeharto tersebut sangat bijaksana. Ketika menggambarkan saran itu, ia menyebutkan bahwa “Presiden Soeharto mengharapkan keempat kelompok yang bertikai dapat mengesampingkan kendaraan mereka masing-masing ke garasi, untuk selanjutnya bersama-sama menggunakan satu kendaraan baru menuju ke pemilihan umum.”
“Mudah-mudahan pada suatu hari mereka akan menerima saran itu sehingga dapat ikut juga bersama kami menaiki kendaraan baru ini ke arah suatu penyelesaian,” katanya ketika menyampaikan harapan tentang perubahan sikap Pemerintah Phnom Penh.
Sumber : ANTARA(28/02/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 129-130.