POKOK – POKOK ISI PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN DI DEPAN SIDANG DPR RI TGL.16 AGUSTUS 1975

POKOK – POKOK ISI PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN DI DEPAN SIDANG DPR RI TGL.16 AGUSTUS 1975 [1]

Bagian I 

 

Jakarta, Angkatan Bersenjata

30 Agustus 1975 Presiden Soeharto telah menyampaikan berbagai hal yang berhubungan dengan sejarah peIjuangan bangsa Indonesia selama 30 tahun, masalah dalam negeri dan hubungan Internasional serta hasil2 pembangunan Indonesia dewasa ini.

Dalam awal pidatonya Presiden Soeharto telah membeberkan pasang surut jalannya perjuangan Indonesia selama 30 tahun merdeka. Pada masa permulaan Proklamasi Kemerdekaan kita dihadapkan pada tantangan mati hidupnya Republik Indonesia yang baru lahir itu. Ketika itu kita belum sempat menyusun aparatur pemerintah dan kekuatan ekonomi nasional secara baik.

Harus kita catat, bahwa dalam peIjoangan melawan penjajah ini, kita ditusuk dari dalam oleh pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948.

Pada Dasa Warsa lima puluhan kita mengalami masa penertiban diri dari ke dalam. Kita berkemas2 untuk menyongsong jaman baru, jaman setelah perang kemerdekaan dan setelah pengakuan kemerdekaan. Dalam masa itu telah timbul pikiran2 dan usaha2 untuk merombak dasar dan tujuan negara. Di bidang politik dan ekonomi muncul praktek2 liberalisme yang buruk. Puluhan partai politik tumbuh tanpa program yang jelas. Pemerintah jatuh bangun karena tidak dapat menjalankan program pembangunan yang dicita2kan rakyat. Timbul pemberontakan yang sambung menyambung yang umumnya merupakan kelanjutan bentuk lain dari peIjuangan politik.

Kemacetan Konstituante akhirnya dapat diatasi dengan Dekrit kembali ke Undang2 Dasar ’45 di tahun 1959.

Pada Dasawarsa enam puluhan bangsa Indonesia masih mengalami ujian. Kali ini ujiannya adalah untuk tetap menegakkan Pancasila dan Undang2 Dasar ’45. Pancasila lama kelamaan dirobah menjadi “Nasakom”. Partai2 bertentangan satu sama lain. Berbagai ajaran2 “revolusi yang belum selesai”, “politik adalah panglima”, ‘jor2an manipolis” dan lain2, telah membawa masyarakat pada pikiran2 yang abstrak. Pembangunan telah menjadi terbengkalai. Politik yang bebas dan aktif menjurus kepadakonfrontasi dan memihak kepada salah satu blok. Undang2 Dasar ’45 menjadi lumpuh karena semuanya ditentukan oleh seorang “Pemimpin Besar”. Kita mengulangi kesalahan yang kita lakukan sebelumnya, ialah Pancasila dan Undang2 Dasar ’45 menyimpang pelaksanaannya. Maka akhirnya suasana yang serba “revolusioner” dimanfaatkan oleh PKI untuk “mematangkan situasi” sebagai persiapan pemberontakannya yang kedua terhadap Republik kita, yang meletus pada akhir tahun pemberontakan PKI itu.

Seluruh bangsa Indonesia melakukan mawas diri terhadap sejarah dan pengalamannya serta mengambil langkah yang sangat mendasar untuk memperbaiki dirinya.

Lahirnya Orde Baru

Koreksi untuk meluruskan jalannya peIjuangan bangsa dilakukan dengan tetap bergerak sepanjang cita2 dan tujuan kemerdekaan yang kita proklamirkan pada tahun 1945. Kebulatan tekad bangsa itulah yang melahirkan Orde Barn. Orde Barn tidak lain adalah tatanan segala kehidupan rakyat bangsa dan negara kita, yang kita letakkan kembali kepada kemumian pelaksanaan Pancasila dan Undang2 Dasar ’45. Namun rnmusan itu masih harns dijabarkan dalam strategi dan tujuan2 ygjelas dan benar2 dapat dilaksanakan. Selanjutnya Sidang MPRS 1966 menggariskan bahwa pembangunan harns menjadi program nasional yang barn, dengan prioritas pada pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan bidang2 lainnya. Pembangunan bangsa dalam arti yang luas meliputi pengembangan nilai2 yang kita anggap luhur dengan menumbuhkan tata kehidupan masyarakat yang selaras serta mengembangkan harkat dan bakat manusia, meme1ihara dan mengembangkan lembaga2 dan tatacara yang kita pilih untuk hidup bersama dalam kesatuan Bangsa dan Negara.

Selain itu pengalaman juga mengajarkan bahwa tanpa stabilitas maka pembangunan adalah mustahil. Oleh karena itu menciptakan stabilitas yang mendukung pembangunan merupakan bagian penting dari pada strategi nasional kita. Namun karena pembangunan itu adalah perobahan menuju kemajuan maka stabilitas yang kita bina haruslah stabilitas yang dinamis. Stabilitas yang dinamis dapat diwujudkan apabila kita mampu mengembangkan nilai2 yang kita anggap luhur, mampu melaksanakan azas dan sendi kehidupan Negara yang telah kita tetapkan ialah Undang2 Dasar 1945 dan memberi ruang gerak yang cukup bagi tumbuhnya aspirasi2 masyarakat. Presidenjuga menekankan bahwa watak Orde Baru adalah bersikap realistis tanpa kehilangan idealismenya. Artinya kita memecahkan masalah2 kehidupan nyata masa kini dengan tetap memelihara arah cita2 di masa nanti.

Pokok2 Pengalaman Selama Tiga Puluh Tahun Merdeka

Merenungkan arti pengalaman2 bangsa dan negara selama tiga puluh tahun merdeka, Presiden menunjukkan beberapa hal pokok sebagai berikut: Pertama, kita telah berhasil menegakkan kemerdekaan nasional serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Kedua, Kunci pokok keberhasilan kita itu bersumber pada kebulatan tekad dan kesetiaan kita kepada dasar dan cita-cita tujuan kemerdekaan nasional yang secara padat tersimpul dalam Pancasiladan Undang-Undang Dasar ’45. Ketiga, Pancasila dan Undang-Undang Dasar ’45 yang telah berulang kali diuji sejarah makin menunjukkan kebenarannya sebagai satu-satunyajawaban terhadap tantangan dan masalah yang kita hadapi. Maka siapapun dan golongan manapun yg akan merobahnya pasti akan hancur. Keempat, pada saat2 yang diperlukan bangsa kita mampu menyampingkan kepentingan pribadi dan golongan dan kemudian bersatu dalam tindak bersama untuk menghadapi bahaya apapun, lebih2 bahaya terhadap Kemerdekaan Nasional, Keutuhan wilayah terhadap Pancasila dan Undang2 Dasar ’45. Kelima, pembangunan yg menjamin terwujudnya kemajuan, kesejahteraan dan keadilan benar2 harus segera terasa hasilnya terwujudnya masyarakat yang kita cita2kan.

Tantangan yang Kita Hadapi di Masa Depan

Presiden menandaskan bahwa tantangan yang kita hadapi di masa depan adalah hal mempercepatjalannya pembangunan. Percepatan pembangunan adalah mutlak, karena kita dikejar oleh waktu dan didesak oleh perobahan2 yang cepat baik di dalam negeri maupun di dunia pacta umumnya. Berbeda dengan tahun2lima puluhan maka kini dunia ditandai oleh persoalan bagaimana agar semua bangsa dapat hidup lebih sejahtera dan lebih maju. Pada dasawarsa2 yang lalu dunia terbagi dalam blok2 ideologi kini telah banyak terdapat pendekatan antara kekuatan2 besar dunia. Dewasa ini negara2 terbelakang dan sedang membangun diperhitungkan pendapatnya dalam pengaturan tata ekonomi. Presiden menunjukkan pula, bahwa hasil2 Konferensi Asia Afrika I di Indonesia setidak-tidaknya telah ikut meyakinkan kekuatan2 besar dunia bahwa perang nuklir perlu dicegah. Unsur2 Dasa Sila Bandung acapkali digunakan orang untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan sengketa kepentingan antar Bangsa. ASEAN dirasakan sebagai landasan bagi terwujudnya stabilitas dan perdamaian di kawasan ini.

Menuju Tata Ekonomi Dunia Baru

Menurut Presiden dewasa ini telah bertambah terasa dan semakin kentara eratnya hubungan antara bangsa2 di dunia terutama setelah terjadinya berbagai krisis dunia seperti krisis pangan, krisis moneter ekonomi dan krisis energi. Jika tidak ada usaha sungguh2 untuk mengatasinya maka akibat2 yang buruk akan menimpa semua negara. Akan tetapi menurut Presiden krisis2 dunia hanyalah sebagian dari persoalan besar yang lebih mendasar. Persoalannya bersumber pacta tata lama dari hubungan2 ekonomi dan politik yang tidak menjarnin keadilan dan kemerdekaan semua bangsa.

Apalagi sekarang orang sudah menyatakan perlunya dibangun tata ekonomi dunia baru, maka itu berarti harns pula ada keberanian untuk membuat tata hubungan politik dan ekonomi antara bangsa yang barn dengan semangat dan tujuan2 baru yaitu duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Semboyannya adalah saling membutuhkan dan kerjasama bukannya permusuhan dan adu senjata.

ASEAN Bukan untuk Menghadapi Bangsa Lain

Menyinggung masalah pembentukan ASEAN, Presiden menegaskan bahwa perhimpunan itu menceritakan ketetapan hati bangsa2 anggotanya untuk bersarna-sama mengurus dan menentukan masa depan dan wilayah ini sesuai dengan arah yang ditentukannya sendiri. Kita memang tidak mau membiarkan masa depan itu digariskan oleh kekuatan atau kepentingan lain dari luar. Hanya dengan jalan itu barulah akan terwujud Asia Tenggara yang stabil dan dinamis yang merupakan prasyarat untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran yang adil di wilayah ini. Presiden juga menegaskan bahwa ASEAN dibentuk bukan untuk menghadapi kekuatan atau bangsa lain, melainkan untuk memperkuat stabilitas dan mempercepat laju pembangunan bangsa2 di wilayah ini. Dewasa ini ASEAN telah melakukan kegiatan2 bersama yang telah melembaga maupun yang belum, termasuk kerjasama antar parlemen ASEAN. Dewasa ini sedang dipersiapkan berlangsungnya konferensi puncak ASEAN.

Persahabatan dan Kerjasama

Mengenai berakhirnya peperangan di Indocina, Presiden menyambut dengan baik dan menyatakan bahwa Indonesia dapat menghormati kehendak rakyat2 di kawasan itu untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Dengan menunjuk pada Pembukaan Undang2 Dasar ’45, Presiden menyatakan bahwa kita tidak ada halangan sedikitpun untuk bersahabat dan bekerjasama dengan bangsa2 lain yang menganut sistim sosial dan politik yang berbeda dengan kita karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Menyinggung adanya larangan partai komunis di Indonesia, Presiden memperingatkan bahwa negara lain yang terus melindungi bekas tokoh-tokoh pemberontak PKI, menyokong bangkitnya kembali PKI di Indonesia kita anggap sebagai tindakan yang mencampuri urusan dalam negeri kita dan bersikap tidak bersahabat. Dalam rangka inilah kita harus lihat mengapa sampai sekarang hubungan diplomatik dengan RRC masih sulit dicairkan.

Presiden juga menyambut baik pelaksanaan dekolonisasi oleh pemerintah Portugis terhadap jajahannya, khususnya Timor Portugis. Hendaknya proses dan hasil dari dekolonisasi itu tidak akan menimbulkan gangguan stabilitas bagi kita maupun Asia Tenggara. Justru karena berbatasan wilayah maka kita membuka pintu bagi rakyat Timor Portugis untuk mengintegrasikan diri dengan negara Kesatuan Republik Indonesia apabila penggabungan itu menjadi kehendak mereka. Namun perlu kita tegaskan bahwa kita sama sekali tidak mempunyai ambisi teritorial.

Tentang masalah Timur Tengah Presiden menekankan bahwa sejak semula Indonesia selalu berdiri bersama sama dengan negara-negara di Timur Tengah dan rakyat Palestina dalam perjuangannya untuk memperoleh penyelesaian yang adil melawan agresi Israel.

Hasil pertemuan puncak di Helsinki kita sambut baik, karena menyuarakan keinginan untuk bersama sarna membangun dunia yang lebih damai.

Hubungan dengan Australia, Selandia Baru dan Papua Nugini mendapat arti yang lebih penting karena semakin luasnya persamaan dasar pikiran dan sikap terhadap masa depan Asia Pasifik.

Politik luar negri kita yang bebas mencerminkan rasa percaya pada diri sendiri. Politik luar negeri yang bebas itu kita abadikan untuk tujuan kemanusiaan yang luhur.

Karena itu kita namakan politik luar negri yang bebas dan aktif. Ini merupakan salah satu hasil bangsa kita yang besar dan tampaknya di masa yang akan datang menjadi pola hubungan luar negri antar bangsa-bangsa. Peranan kita dalam percaturan politik regional maupun internasional diakui dan diharapkan oleh banyak negara.

Masyarakat Adil Makmur Berlandaskan Pancasila

Dalam pertengahan pidatonya, Presiden telah menjelaskan panjang lebar mengenai usaha untuk melaksanakan pembangunan di Indonesia baik dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan maupun dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional. Ditekankan sekali lagi oleh Presiden bahwa masyarakat adil makmur yang bertindak kita capai adalah berdasarkan Pancasila. Namun landasan masyarakat adil dan makmur tersebut barn akan tercapai setelah kita melaksanakan lima sampai enam kali REPELITA.

Bermacam-macam masalah sosial dan politik didalam masyarakat yang stabil telah menimbulkan pemikiran ulang atas konsep2 dasar mengenai kebebasan dan hak2 azasi. Juga orang telah didorong untuk merenungkan ulang dan mencari konsep demokrasi yang paling cocok untuk pertumbuhan masyarakatnya sendiri.

Karena itu Presiden mengajak semua pihak untuk menyatukan tafsir mengenai Pancasila dan mengetrapannya dalam segala bidang kehidupan. Jangan terulang lagi misalnya dimana Pancasila lalu berubah menjadi “nasakom” yang telah membawa bencana itu. Secara terperinci Presiden menguraikan pengertian dari sila-sila Pancasila.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berisi dan berazaskan kekeluargaan, yang perlu kita kembangkan dalam kehidupan masyarakat modem. Dalam hal ini Presiden menekankan bahwa pengertian masyarakat Pancasila adalah masyarakat yang sosialistis religius yang mempunyai ciri2 pokok. Tidak membenarkan adanya kemelaratan, keterbelakangan, perpecahan, pemerasan, kapitalisme, feodalisme, diktatur, kolonialisme dan imperalisme; di lain pihak sikap dan sifat manusia Pancasila adalah selalu taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada tanah air, kasih sayang kepada sesama manusia dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.

Presiden juga meminta kepada masyarakat luas, dunia universitas, Angkatan 45, KNPI, dst. untuk memikirkan dan mengusahakan rumusan2 penjabaran Pancasila itu yg sederhana dan mudah dimengerti sehingga mudah dihayati dan diamalkan oleh rakyat Indonesia. Makin kuat keyakinan kita terhadap Pancasila itu, makin rela kita memberikan segala pengorbanan yang diperlukan untuk mempertahankan nilai2 itu.

Hal ini merupakan benteng Pancasila yang tidak mungkin diruntuhkan oleh kekuatan apapun. Dengan memiliki keutuhan di bidang ideologi sebagai bagian yang penting daripada Ketahanan Nasional.

Ketahanan Nasional

Mengenai Ketahanan Nasional Presiden menegaskan bahwa Ketahanan Nasional itu merupakan bagian yang penting dari usaha kita untuk terus membangun diri sendiri dan sanggup membentuk masa depan sendiri. Ketahanan Nasional dirumuskan oleh Presiden sebagai tingkat keadaan keuletan dan ketangguhan bangsa kita dalam menghimpun dan mengerahkan keseluruhan kemampuan nasional yg ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu menghadapi setiap ancaman dan tantangan keutuhan maupun kepribadian bangsa dalam mempertahankan kehidupan bangsa dan kelangsungan cita-citanya. Dalam ketahanan di bidang politik dikatakan hak demokrasi selalu hams disertai dengan tanggungjawab. Ditegaskan oleh Presiden : kebebasan yang kreatifberjalanlah terus, bergandengan dengan rasa tanggung jawab yang besar.

Undang-Undang Parpol dan Golkar

Dengan diselesaikannya Undang2 tentang Partai Politik dan Golongan Karya Presiden menyatakan perasaan lega. Dengan selesainya Undang2 ini maka makin kokohlah kehidupan kepartaian dan kekaryaan di Indonesia yang terdiri dari dua Partai dan satu Golongan Karya. Demikian pula terang dan pastilah “aturan permainan” dan arah pertumbuhan dan pembinaan organisasi politik dan Golongan Karya. (DTS)

Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (18/08/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 649-655.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.