PRESIDEN: JANGAN HALANGI PESERTA KB MANDIRI
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto meminta para petugas Keluarga Berencana dan pejabat lainnya untuk tidak menghalang-halangi para akseptor KB konvensional beralih menjadi menjadi peserta KB Mandiri, karena khawatir jumlah akseptor KB konvensional berkurang.
Harapan Kepala Negara itu dijelaskan Kepala BKKBN Pusat, Dr. Haryono Suyono kepada wartawan setelah melaporkan kepada Presiden Soeharto di Jl Cendana, Selasa, tentang program KB tahun 1990. Mulai tahun ini, program KB Mandiri dilaksanakan di seluruh tanah air.
“Jangan sampai semata-mata karena ingin catatan di desanya tetap tinggi, lalu yang ingin mengikuti KB Mandiri tidak: diperbolehkan, karena takut datanya hilang (berkurang),” kata Haryono ketika mengutip harapan Kepala Negara.
Menurut Presiden, jika seorang peserta KB nonmandiri beralih kepada KB Mandiri maka peralihan itu tidak perlu menimbulkan masalah sekalipun catatan desa setempat tentang jumlah peserta akan berkurang.
Para peserta KB Mandiri justru harus didorong sehingga jumlahnya terus bertambah. Haryono Suyono mengatakan dokter ataupun bidan akan tetap mencatat data peserta KB Mandiri.
Ketika menjelaskan kegiatan dan program kerja BKKBN tahun 1990 ini, Haryono mengatakan pihaknya akan memberikan perhatian khusus kepada masyarakat daerah pantai dan wilayah kumuh. BKKBN juga akan menambah jumlah tim KB keliling serta persediaan obat-obatan.
Ia mengatakan, selama tahun ini ada lima kegiatan utama BKKBN yaitu memperluas pemerataan, meningkatkan mutu pelayanan, memperluas peran serta generasi muda, memperkuat lini pelayanan di lapangan, serta menyebarkan KB Mandiri.
Dalam pertemuan ini, Kepala Negara meminta Kepala BKKBN untuk menghubungi Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap dan anggota Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) agar para pekerja di Rutan Tanaman Industri juga bisa mengikuti program KB.
Di tempat yang sama, Kepala Negara juga menerima kunjungan kehormatan Sultan Trengganu Malaysia, Sultan Mahmudal Muktafi Bilhak Shah. Tamu dari Malaysia ini sudah mengunjungi Bandung dan Bali.
Sumber : ANTARA (23/01/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 598-599.