PRESIDEN MEMINTA KUNJUNGAN ULAMA KE DAERAH DITERUSKAN
Jakarta, Suara Pembaruan
Presiden Soeharto meminta agar kunjungan ulama-ulama ke daerah diteruskan karena masyarakat di daerah-daerah sangat membutuhkan dan perlu mendapatkan penjelasan tentang masalah-masalah nasional yang dihadapi masyarakat dan bangsa.
Kepala Negara mengatakan hal itu kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), Senin pagi, di Bina Graha, Jakarta.
Kepada wartawan Ketua MUI KH Hasan Basri mengatakan MUI mengadakan kunjungan ke daerah-daerah dan dinilai kunjungan tersebut sangat berguna karena masyarakat mendapat suatu informasi dengan bahasa ulama dan bukan bahasa politik. Sebab di belakang kepala para ulama tidak ada bahasa politik. Penjelasan alim ulama tersebut diterima masyarakat lebih terbuka. Penjelasan itu bisa diberikan para ulama karena MUI menempatkan diri sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah serta sebaliknya.
Menurut Ketua MUI, Presiden Soeharto menilai kunjungan seperti itu sangat diperlukan sekarang ini. Baik dalam menyusun kerangka landasan dalam Pelita V memasuki Era Tinggal Landas dalam Pelita VI, serta menciptakan suatu iklim kebersamaan dan persepsi atas segala masalah-masalah yang terjadi.
Latar Belakang
Menjawab pertanyaan apa-apa saja yang diminta masyarakat di daerah yang perlu dijelaskan para ulama, Hasari Basri mengatakan, menyangkut berbagai masalah. Misalnya, masalah nasional yang diberitakan di koran dan televisi, yang mana masyarakat tidak mengetahui latar belakang masalah itu, sehingga mereka menanyakannya. Untuk itu perlu diberikan penjelasan baik di bidang kemasyarakatan, politik, dan lain-lain.
Ketika ditanya wartawan di bidang politik masalah apa saja yang ditanyakan, Ketua Umum MUI itu mengatakan, misalnya ada beberapa keterangan pejabat yang berlainan. “Menteri ini mengatakan begini, menteri lain mengatakan begitu,” katanya sambil tertawa.
Kepada Kepala Negara melaporkan juga beberapa forum dan tiap kerja yang dibentuk Departemen Agama dalam menghadapi beberapa hal, misalnya untuk membicarakan RUU Sistem Pendidikan Nasional yang sudah disetujui oleh DPR.
Terhadap RUU SPN itu banyak komentar di masyarakat dan untuk itu MUI membentuk forum bersama umat Islam dan tokoh-tokoh masyarakat untuk membicarakannya hasilnya disampaikan kepada pemerintah.
Demikian juga mengenai RUU Peradilan Agama yang sempat mengundang berbagai tanggapan. Tim MUI mengadakan pembicaraan dan hasilnya berapa pokok-pokok pikiran disampaikan kepada DPR Dengan beberapa pemikiran tersebut dapat diselesaikan RUU itu lebih cepat dari waktu yang ditentukan DPR.
Selain itu dilaporkan juga kegiatan MUI dengan mengadakan suatu seminar membahas antara zakat dan pajak yang dihadiri sejumlah besar ulama dari daerah. Juga dilaporkan akan berakhirnya masa bakti MUI periode III bulan Juni mendatang. Untuk itu akan diadakan Munas tanggal 23-26 Agustus. Presiden Soeharto menurut rencana akan membuka munas tersebut di Istana Negara.
Sumber : SUARA PEMBARUAN (26/03/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 354-355.