PRESIDEN: PAKAR IPTEK SUPAYA PENUH INTEGRITAS DAN KEJUJURAN

PRESIDEN: PAKAR IPTEK SUPAYA PENUH INTEGRITAS DAN KEJUJURAN

 

 

Jakarta, Kompas

PRESIDEN SOEHARTO, hari Rabu sore, mengimbau segenap pakar ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia untuk bekerja keras dan tekun di bidang masing-masing dengan penuh integritas dan kejujuran, setia kepada hati nurani dan cita-cita bangsa.

Kepekaan mereka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, tegas Kepala Negara, sangat diperlukan. Dalam kepekaan dan integritas mereka itulah terletak harapan yang lebih besar untuk kemajuan bangsa dan negara.

Presiden mengemukakan itu ketika beramah tamah dengan 450 pakar ilmu pengetahuan dan teknologi di Istana Negara dalam rangka memperingati HUT ke-45 Proklamasi Kemerdekaan RI. Ke-450 pakar dari 12 disiplin ilmu itu, menurut Menri stek B.J. Habibie, dinilai telah berprestasi dan berjasa dalam pembangunan nasional sesuai bidangnya masing-masing. Mereka terpilih dari ribuan nama yang ada di seluruh tanah air.

Meskipun sifatnya hanya ramah-tamah, Presiden menilai pertemuan ini mencerminkan besarnya penghargaan Pemerintah dan rakyat Indonesia kepada semua mereka mengabdi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kehadiran para pakar itu, menurut Kepala Negara pula, juga menunjukkan bahwa dunia pendidikan nasional ternyata telah mengalami kemajuan-kemajuan yang pesat dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa meskipun dirasakan masih adanya berbagai kekurangan.

Dengan obyektivitisme keilmuan dan idealisme kecendikiawanan yang dimiliki, Presiden yakin para pakar akan mampu melihat perkembangan dan kehidupan bangsa secara lebih kritis. Pandangan­pandangan yang obyektifkritis dan konstruktif, tegas Kepala Negara sangat diperlukan untuk memperkaya bahan-bahan pertimbangan bangsa dalam menentukan pilihan-pilihan yang harus dilakukan. Ramah tamah itu dihadiri pula Ny. Tien Soeharto serta Wapres dan Ny. EN Sudharmono.

 

Pameran Produksi

Masih dalam rangkaian peringatan hari Kemerdekaan pagi harinya Presiden membuka Pameran Produksi Indonesia (PPI) tahun 1990 di Arena Pekan Raya Jakarta. Pameran serupa pemah diadakan lima tahun lalu.

Menurut Kepala Negara, dewasa ini pembangunan nasional telah memasuki Repelita V, yang merupakan tahap terakhir Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama. Tidak lama lagi akan memasuki Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Kedua yang dirancang sebagai tahap tinggal landas.

Pameran ini diharapkan akan menambah keyakinan dan membulatkan tekad bangsa bahwa dalam Repelita VI nanti benar-benar dapat mulai memasuki proses tinggal landas. Menurut Kepala Negara, dengan menyadari masih adanya berbagai kekurangan dan kelemahannya pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan, telah dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Industri dasar dan industri hulu yang mengolah sumber daya alam telah berhasil dikembangkan sehingga terdapat kaitan yang erat antara sektor industri dengan sektor-sektor ekonomi yang lalu. “Semua itu telah membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan kemandirian industri nasional,” tegas Kepala Negara.

Gambaran kemajuan dan kekuatan produksi nasional yang telah dicapai itulah yang ditampilkan dalam PPI 1990 ini. Pameran akan berlangsung satu bulan hingga 15 September. Diikuti peserta, ditambah peserta penunjang sebanyak sekitar 185 perusahaan, dan 214 peserta tambahan.

 

 

Sumber : KOMPAS (16/08/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 533-535.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.