PRESIDEN SERAHKAN DUA KAPAL-PANTAI UNTUK SULSEL DAN SULTRA

PRESIDEN SERAHKAN DUA KAPAL – PANTAI UNTUK SULSEL DAN SULTRA [1]

 

Jakarta, Kompas.

Presiden Soeharto, Rabu pagi kemarin, menyerahkan dua kapal-pantai kepada Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Tenggara. Penyerahan dua kapal bantuan Presiden itu diterimakan sendiri kepada Gubernur Achmad Lamo dan Gubernur Eddy Mabara bertempat di Sindang Laut, Tanjung Priok.

Kedua kapal-pantai tersebut masing-masing KM “Lae-Lae” untuk Sulsel dan KM “Halu-Oleo” untuk Sulteng, mempunyai perlengkapan dan ukuran yang sama dan dibuat oleh galangan kapal “Menara” di Tegal.

Panjang 85 meter, daya angkut 200 DWT dengan ruangan palka 240 M3 dan digerakkan oleh mesin Yanmar Type 6 KDGG-HTT berkekuatan 240 TK. Daya tempuhnya 1.000 mI, dapat mencapai kecepatan maksimum 9,50 knot dan berawak 15. Penumpang gel adak 20 orang dan kabin dua orang.

Menurut keterangan harga kapal tersebut adalah 125 juta sebuah sedangkan biaya pembuatan kapal sekarang berkisar pada 900.000 rupiah per DWT.

Sebuah kapal berukuran lebih besar, 1.000 DWT, kini sedang dalam pembuatan lagi di galangan kapal Menara, Tegal. Kapal yang menurut rencana akan selesai bulan Juni 1975 akan diserahkan pada Propinsi Sumatra Utara.

Pada kesempatan itu pihak galangan kapal Menara mengeluh pada Presiden tentang kebijaksanaan pemerintah yang antara lain menetapkan bahwa setiap pengambilan bahan baku dari bonded ware house perlu ada “work order”.

Kebijaksanaan ini dikatakan kurang menguntungkan pihak galangan kapal karena kadang-kadang mengakibatkan pengangguran. Presiden yang mendengarkan masalah tersebut, setelah memperoleh penjelasan lebih lanjut dari Menteri Perhubungan Emil Salim dan Ditjen Perhubungan Laut, mengatakan kebijaksanaan tersebut perlu, karena galangan kapal kadang-kadang “nakal”.

Antara lain, selain membuat kapal juga menerima pesanaan dari pihak lain seperti misalnya PNKA. Dan bahan baku yang seharusnya diperuntukkan bagi pembuatan kapal dipakai untuk memenuhi pesanan lain.

Sejak 1969, Presiden Soeharto telah menyerahkan 46 kapal kepada propinsi-propinsi di Indonesia. Selesai penyerahan serta peninjauan diatas kedua kapal, Presiden Soeharto dengan didampingi oleh Adpel J.E. Habibie meninjau pula Pelabuhan Priok dengan kapal motor kecil yang dikendalikannya sendiri. Antara lain melihat pelabuhan haji. (DTS)

Sumber: KOMPAS (20/03/75)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 709-710.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.