PRESIDEN SOEHARTO : MASUKI TAHUN-TAHUN MENDATANG DENGAN PERCAYA DIRI YANG BESAR

PRESIDEN SOEHARTO : MASUKI TAHUN-TAHUN MENDATANG DENGAN PERCAYA DIRI YANG BESAR

 

 

Jakarta, Kompas

PRESIDEN SOEHARTO menilai, setelah dilampauinya tahunan yang sulit dan berat hampir sepanjang Repelita IV, tahun 1989 didapatkan momentum baru lanjutnya.

Sementara perkembangan politik, keamanan dan sosial sepanjang tahun 1989 juga melegakan hati. Karenanya Kepala Negara menyerukan segenap bangsa Indonesia agar memasuki tahun-tahun yang akan datang dengan kepercayaan diri yang besar, karena di tahun-tahun lampau dan tahun 1989 khususnya, bangsa Indonesia mencapai kemajuan-kemajuan penting dalam berbagai bidang.

Hal itu dikemukakan Presiden Soeharto dalam Pidato Akhir Tahun 1989 yang dipancar luaskan TVRI, Minggu malam (31/12). Dalam pidatonya, Kepala Negara mengajak segenap bangsa Indonesia mengadakan penilaian dan renungan ulang mengenai semua yang telah dilakukan bersama sebagai bangsa dalam tahun 1989 itu.

“Renungan terhadap pengalaman kita jadikan kekuatan barn untuk melanjutkan tugas bersama di hadapan kita. Tugas-tugas bersama kita itu akan bertambah besar dan tidak kalah beratnya dari tahun-tahun yang telah kita lewati,” katanya.

“Ini tidak berarti bahwa kehidupan kita lalu bertambah sulit. Kita membangun justru untuk meraih kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan bersama dalam suasana berkeadilan sosial,” tuturnya.

 

Perasaan Tenteram

Menurut Presiden Soeharto, tahun 1989 mempunyai makna khusus. Akhir Maret lalu, dirampungkan Repelita IV, yang sesuai dengan strategi pembangunan jangka panjang maka dalam Repelita IV itu diletakkan kerangka landasan pembangunan. Selanjutnya dalam Repelita V yang sedang dijalani sekarang kerangka landasan itu diperkuat, sehingga dalam Repelita VI nanti dapat dimasuki proses tinggal landas.

Makna khusus lainnya bagi tahun 1989 adalah diakhirinya dasawarsa 80-an, dan segera dimasukinya kurun waktu baru dasawarsa 90-an. Dasawarsa mendatang ini akan menutup sejarah perjalanan peradaban manusia yang sangat panjang, ialah berakhirnya abad ke-20 dan berawalnya zaman baru abad ke-21. Abad ke-21 itu akan merupakan abad yang penuh dengan dinamika yang sangat cepat, karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi.

Kepala Negara menilai, sepanjang tahun 1989, stabilitas ekonomi dapat dipelihara secara mantap. Kemantapan stabilitas ekonomi ini menunjang perkembangan ekonomi yang sehat dan mendorong gerak maju pembangunan. “Stabilitas ekonomi itu memberi perasaan tenteram bagi masyarakat,” katanya.

“Masyarakat tidak dikejar-kejar rasa was-was bahwa barang-barang akan menghilang, masyarakat tidak dihantui kekhawatiran bahwa harga-harga akan melonjak. Suasana seperti itu memberi makna tersendiri bagi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Di samping itu, penerimaan negara juga meningkat, terutama yang bersumber dari penerimaan sektor nonmigas. Dengan kata lain, kemampuan dan kesadaran membayar pajak telah bertambah besar. Perkembangan demikian, menurut Kepala Negara, menunjukkan adanya kemajuan ekonomi secara nyata. Kesadaran membayar pajak menunjukkan bertambah besarnya tanggungjawab masyarakat dalam mendukung kehidupan rumah tangga negara dan mendorong majunya pembangunan.

Berbarengan dengan itu, ekspor nonmigas juga meningkat, dan bagian terbesar dari ekspor nonmigas itu berasal dari sektor industri. “Hal itu menunjukkan bahwa tekad kita untuk membangun industri makin mencapai kemajuan,” ujarnya.

 

Pemerataan Mulai Terasa

Presiden Soeharto juga menilai, perkembangan pertanian membesarkan hati. Tingkat swasembada beras dapat dimantapkan dan pembangunan pertanian lainnya bertambah luas.

Kebijaksanaan harga dasar beras telah memberi rangsangan kuat kepada berjuta-juta petani untuk meningkatkan produksi dengan penuh kegairahan. Tanpa kegairahan petani, tidak mungkin dipertahankan tingkat produksi pertanian yang tinggi. Tanpa harga yang baik, tidak mungkin petani bergairah menanam padi.

“Semua perkembangan itu merupakan bukti yang jelas bahwa petani dapat meningkatkan penghasilannya, bahwa petani dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dan yang paling penting, semuanya itu menunjukkan bahwa pemerataan pembangunan memang benar-benar mulai terasa dan menyebar di tengah-tengah masyarakat,” tegasnya.

Diingatkan, pemerataan pembangunan memang mempakan salah satu sokogum strategi pembangunan, yang ditunjang dengan bantuan Inpres Dati I, Dati II dan Inpres Desa. Pemerataan pembangunan yang langsung mengangkat taraf hidup masyarakat luas, diperkuat lagi dengan pembangunan puskesmas yang melayani kesehatan langsung di tengah masyarakat. Selain itu juga masih banyak kegiatan pembangunan lainnya yang ditujukan untuk memperbesar kemampuan dan memperbaiki taraf hidup masyarakat luas.

Menurut Presiden Soeharto, pembangunan juga telah membuka peluang-peluang baru bagi bangkitnya potensi dan prakarsa masyarakat. Ada kelompok-kelompok yang telah lebih siap dan lebih mampu memanfaatkan peluang baru. Mereka tumbuh makin besar dan makin kuat. Namun ada pula kelompok yang belurn terlalu siap dan belum dapat mengembangkan kemampuannya.

Mengenai hal ini, Kepala Negara mengajak semua pihak untuk melihat perkembangan baru ini, “dengan hati yang jernih danjuga pikiran yang jernih”.

Disadarinya, perkembangan baru ini memang belum pernah dikenal dan dialami sebelumnya. Perkembangan baru ini mempakan buah dari kemajuan yang dicapai.

“Pegangan kita adalah agar semua kekuatan ekonomi kita itu memberi manfaat yang sebesar-besamya bagi kemakmuran rakyat, seperti yang menjadi semangat Undang-Undang Dasar ’45. Yang besar tidak perlu kita tahan perkembangannya, karena yang besar dapat kita gunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Yang masih kecil dan belum mampu kita beri dorongan terns menerus, agar menjadi lebih besar dan lebih mampu”.

“Pemerintah memikul kewajiban dan tanggung jawab untuk memberi arah, agar semua kekuatan ekonomi kita, yang besar, menengah, maupun yang kecil, milik negara ataupun usaha swasta dan koperasi, dapat menjadi kekuatan ekonomi nasional yang saling menunjang dan saling menghidupi, demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” tuturnya.

 

Melegakan  Hati

Mengenai perkembangan politik, keamanan dan sosial, Presiden menilai perkembangannya di tahun 1989 melegakan hati.

Dinamika politik dan sosial tetap dapat disalurkan, sehingga stabilitas nasional tetap dapat dimantapkan dan persatuan serta kesatuan bangsa dapat diperkukuh.

Kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan mengembangkan dinamikanya sendiri dalam dinamika nasional. Setelah semua menegaskan Pancasila sebagai satu-satunya asas, menurut Presiden Soeharto, kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan, “makin hari makin menemukan kemandiriannya sendiri”.

Semua itu merupakan bagian yang sangat penting dalam pemantapan kerangka landasan di bidang politik dan sosial, menjelang tahap tinggal landas nanti.

Kepala Negara juga menilai walaupun di sana-sini muncul tindak kriminalitas baru, namun secara nasional keadaan keamanan telah membuat kehidupan masyarakat terasa tenteram.

Di bagian lain pidato tutup tahun 1989, Presiden juga menyinggung perkembangan kawasan regional dan internasional. Kepala Negara menilai, pada tahun 1989 terjadi perubahan-perubahan mendasar dan besar di berbagai kawasan. Ia berharap perubahan-perubahan itu membawa umat manusia ke arah kehidupan yang lebih tenteram, lebih damai dan lebih mantap.

“Peredaan ketegangan dunia mudah-mudahan dapat memindahkan dana-dana luar biasa besarnya yang selama ini digunakan untuk membuat senjata pemusnah, menjadi dana-dana bagi pembangunan umat manusia yang masih hidup dalam penderitaan, kelaparan, penyakit dan ketidaktahuan,” demikian Presiden Soeharto. (SA)

 

 

Sumber: KOMPAS (02/0111990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1-6.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.