PRESIDEN SOEHARTO: TEKAD BANGSA INDONESIA SEKARANG ADALAH MEMELIHARA SEMANGAT PEMBANGUNAN

PRESIDEN SOEHARTO:

TEKAD BANGSA INDONESIA SEKARANG ADALAH MEMELIHARA SEMANGAT PEMBANGUNAN [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menegaskan, tekad bangsa Indonesia sekarang adalah memelihara semangat pembangunan yang telah timbul lagi di dada kita semua.

“Dengan semangat itu kita tingkatkan lagi pembangunan nasional kita ini,” demikian Presiden Soeharto dalam pidato kenegaraannya pada sidang paripurna masa persidangan DPR tahun 1975/1976 hari Sabtu di Jakarta tanggal 16 Agustus 1975.

Untuk jangka panjang, demikian Presiden, kita telah mempunyai pegangan ialah Garis2 Besar Haluan Negara yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Untuk jangka menengah kita mempunyai Repelita II.

Pengalaman kita dalam melaksanakan pembangunan menunjukkan bahwa strategi pembangunan itu telah benar, karena itu kita harus memegang teguh strategi itu, kata Presiden.

“Kita boleh gembira melihat hasil jerih payah kita, tetapi kegembiraan itu tidak boleh membuat kita lengah, berpuas diri, hidup boros dan bermalas2an.”

Mawas Diri

Presiden mengatakan, kita sarna sekali tidak mencari siapa yang berbuat baik dan tidak mengecam siapa yang berbuat buruk, tidak memuji2 siapa yang membuat perjuangan ini berhasil dan tidak perlu mengutuk siapa yang membuat perjuangan itu gagal.

Sikap ini sangat penting, karena perjuangan kita sejak semula adalah perjuangan bangsa secara keseluruhan. Yang perlu dinilai adalah pengalarnan bersama, bukan jasa atau kekeliruan perorangan, kata Presiden.

Melihat diri kita sendiri dalam perspektif sejarah di masa lampau, masa kini dan masa datang kita perlu terus menerus melakukan mawas diri.

Ini penting karena proses pembangunan suatu bangsa adalah pemikiran dan usaha yang terus menerus untuk membuat yang kurang baik menjadi baik dan membuat apa yang baik menjadi lebih baik.

Tanpa mawas diri, pembangunan akan macet. Sebab pembangunan itu sendiri merupakan proses tak henti2nya menuju perbaikan mutu kehidupan lahir-batin baik perorangan maupun bersama2.

Presiden menyatakan, tantangan dan masalah2 30 tahun mendatang bukan hanya berbeda dari sekarang, melainkan perbedaan2 itu akan berobah dengan kecepatan yang tinggi. Jauh lebih cepat dari perobahan2 yang tetjadi selama 30 tahun yang baru lewat. Ini disebabkan, pembangunan Indonesia dan perkembangan dunia juga berobah dengan sangat cepat.

“Karena itu yang berbeda adalah jawaban dan cara2 kita menghadapi tantangan dan masalah tadi.”

Namun diingatkan oleh Presiden, masalah2 pokok yang sama sekali tidak boleh berobah, ialah cita2 dan tujuan bangsa Indonesia yang secara padat tersimpul dalam Pancasila dan Undang2 Dasar 1945.

“Inilah yang harus kita gunakan sebagai ukuran dalam merenungkan ulang pengalaman sejarah kita.”

Dalam menghadapi keadaan dunia yang masih menghadapi berbagai krisis, Presiden menyerukan agar kita harus memperkokoh stabilitas, meluaskan pembangunan dan makin menonjolkan wajah keadilan sosial.

Karena itu kita tidak saja memperbesar kemampuan lahiriyah tetapi juga mempertebal semangat dan teguh memegang arah pembangunan yang dicita2kan.

Harus Dinikmati Rakyat

Kepala Negara RI menegaskan, pembangunan pabrik2, gedung2, jalan2 baru dsb, tidak akan ada artinya bila semuanya itu tidak dinikmati rakyat banyak.

Pembangunan yang tidak membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyat banyak adalah pembangunan yang gagal, kata Presiden.

“Dan kita tidak boleh gagal.”

Presiden mengakui, sekarang ada perbedaan antara lapisan kecil orang kaya dan lapisan besar masyarakat yang masih dalam kekurangan. Tetapi ini adalah gejala sementara pada tahap2 awal pembangunan. Sebagian besar dari kita kehidupannya maju pesat, sebagian agak lambat.

Namun yang jelas sebagian dari kita telah hidup lebih baik dari hari kemarin, lebih baik dari sepuluh tahun lalu dan jauh lebih baik dari 30 tahun yang lalu tatkala kita barn merdeka. “Perbaikan ini berkat usaha kita semua!”

Percaya pada Kemampuan Sendiri

Presiden dalam pidato kenegaraannya itu mengemukakan pula berbagai kesulitan yang telah dapat diatasi selama 30 tahun lalu.

“Kita telah lulus dari ujian melawan pemberontakan dari dalam dan perpecahan, menang melawan subversi dan infiltrasi, tahan beIjalan lurus melawan tarikan dari kiri maupun dari kanan, dua kali memukul roboh pemberontakan PKI dan kita telah menyelamatkan diri dari kebangkrutan ekonomi dan kelumpuhan demokrasi. Ya, itulah kekuatan kita,” kata Presiden Soeharto.

Dengan kekuatan itulah kita percaya kepada ketahanan dan kemampuan kita sendiri. Dengan memperkuat ketahanan dan memperbesar kemampuan, pasti akan tercapai cita2 kita bersama untuk hidup maju, sejahtera dan adil.

Itulah cita2 bangsa Indonesia merdeka 30 tahun lalu dan tetap itu juga cita2 bangsa Indonesia di masa mendatang. Karenanya kita perIu setia dan bekerja keras untuk mencapai cita2 yang luhur itu, demikian Presiden Soeharto. (DTS)

Sumber: ANTARA (16/08/1975)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 722-724.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.