PRESIDEN: TAK PERLU RAGU TERHADAP APA YANG SAYA LAKUKAN
Jakarta, Kompas
Presiden Soeharto mengatakan menyadari bahwa usianya kini telah memasuki 70 tahun, bahkan kalau dalam hitungan tahun Jawa sudah memasuki 71 tahun. Namun Kepala Negara juga minta kepada masyarakat agar tidak perlu ragu-ragu terhadap apa yang ia lakukan dalam usianya yang telah memasuki senja tersebut.
Dengan doa dan restu seluruh rakyat Indonesia, demikian Kepala Negara seusai sambutannya di Perumnas Kelender, Jakarta Timur, hari Sabtu pagi, ia ingin menggunakan sisa kepercayaan rakyat yang diberikan kepadanya untuk mengabdi sebesar-besamya kepada rakyat.
Presiden mengemukakan itu setelah menerima ucapan selamat HUT-nya yang ke-69 dari Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto serta Dirut Perumnas Suradi Wongsohartono dan masyarakat luas, pada acara penyerahan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun Kelender.
“Satu tahun lagi saya sudah akan memasuki umur 70 tahun, walaupun sekarang pun menurut perhitungan tahun Jawa, saya sudah masuk usia 71 tahun. Mudah-mudahan saya pun menyadari akan umur itu, dan tidak perlu saudara-saudara ragu-ragu di dalam melihat, memandang apa yang saya lakukan dalam menghadapi kehidupan saya memasuki hari senja kalau sudah memang hukum dari pada hidup demikian. Oleh, sebab itu saya terima kasih atas doa restu dari pada saudara dan rakyat Indonesia.”
“Saya hanya ingin menggunakan sisa kepercayaan rakyat ini untuk mengabdi sebesar-besamya kepada rakyat.” Begitu kata-kata Kepala Negara kemarin setelah mengucapkan sambutan tertulisnya. Presiden Soeharto baru saja genap usia 69 tahun pada tanggal 8 Juni lalu.
Banyak yang Meragukan
Berbicara kepada wakil penghuni rumah susun dan tokoh masyarakat dalam acara temu wicara setelah acara penyerahan sertifikat tersebut, Kepala Negara menegaskan ,pembangunan yang kini sedang dilakukan, masih akan terus dilanjutkan sehingga cita-cita masyarakat adil dan makmur ber asarkan Pancasila bisa terwujud.
Menurut Kepala Negara, banyak orang meragukan apakah masyarakat adil dan makrimr berdasarkan Pancasila itu akan bisa tercapai. Hal itu tentu tergantung kepada seluruh rakyat Indonesia. Jika rakyat berjuang dan terus berusaha, pasti akan tercapai.
Namun untuk mencapainya, lanjut Kepala Negara mengingatkan pula, tentu tidak mungkin bisa sekaligus. Karena itu kita perlu sabar dan selain itu harus ada suasana yang tertib, teratur dan tenteram. Oleh sebab itu kesadaran masyarakat untuk menciptakan suasana yang demikian itu sangat diharapkan sekali.
Sertifikat yang diserahkan itu sebanyak 1.022 buah (yang telah terjual) dari 1.280 unit rumah susun yang dibangun diKelender. Sisanya 258 unit lagi, 175 unit di antaranya masih dalam proses uang muka dan 83 unit dalam proses alih penghuni.
Hindari Penggusuran
Menurut Presiden dalam sambutannya, perbaikan taraf hidup dan mutu kehidupan masyarakat hanya akan terwujud apabila beberapa kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang tempat tinggal, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya, dapat terpenuhi. Karena itulah maka dalam perjalanan pembangunan nasional, masalah perumahan terus mendapat perhatian yang besar.
Diakui, masalah tanah menjadi soal besar dalam pembangunan perumahan, karena lahan yang tersedia terbatas, sementara untuk keperluan lain pun tidak kalah pentingnya. Misalnya untuk pertanian, industri dan sebagainya. Karena itu jalan yang ditempuh adalah penataan kembali kota-kota. Itulah sebabnya dibangun rumah susun, terutama untuk daerah perkotaan.
Namun Presiden juga dengan tegas mengingatkan, dalam meremajakan lingkungan kumuh di kota-kota, harus diusahakan sekuat tenaga untuk menghindari penggusuran. Harus diusahakan agar penghuni lama dapat ditampung kembali di lokasi semula, dalam rumah dan lingkungan baru yang lebih baik dan lebih sehat. Ini berarti lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang diperlukan. Semua itu tentu memerlukan biaya besar. Karena itu pula harus diberi perangsang-perangsang yang menarik bagi dunia usaha yang melaksanakan pembangunan rumah susun.
Menurut Dirut Perumnas Ir. Suradi Wongsohartono, minat masyarakat terhadap rumah susun sekarang semakin meningkat setelah harganya diturunkan. Dari 8.280 unit mmah susun yang dibangun, sampai akhir Mei tinggal 173 unit di Palembang yang masih belum dimanfaatkan masyarakat.
Penerbitan dan penyerahan sertifikat hak milikrumah susun Kelender kemarin menurut Kepala Badan Pertanahan Nasional Ir. Soni Harsono, merupakan yang pertama kali di Indonesia semenjak berlakunya UU No.16 Tahun 1988 tentang Rumah Susun.
Sumber : KOMPAS (10/06/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 488-491.