PRESIDEN : KOSTRAD SELALU TAMPIL DI DEPAN MENJAGA KEUTUHAN RI
Jakarta, ANTARA
Presiden Soeharto, selaku sesepuh Komando Strategis dan Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) menegaskan, Kostrad selalu tampil di depan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Dalam amanat tertulisnya dibacakan Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno pada acara syukuran HUT Kostrad ke 30 di Malang, Jawa Timur, Sabtu, Presiden Soeharto mengatakan, Kostrad memiliki sejarah dan tradisi yang gemilang, demikian Puspen ABRI dalam siaran pers Sabtu sore.
Kegemilangan itu digambarkan Presiden antara lain dalam prestasi Kostrad mengembalikan Irian Jaya ke pengakuan Ibu Pertiwi. Dalam menghadapi pemberontakan G-30-S/PKI, Kostrad bersama jajaran ABRI lainnya serta rakyat Indonesia telah berhasil menyelamatkan Republik Indonesia, kata Kepala Negara.
“Tradisi keprajuritan dan kepejuangan yang ditunjukkan oleh kesatuan ini berpangkal pada patriotisme semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air yang mendalam dari prajurit-prajuritnya,” kata Pak Harto yang pada peristiwa pemberontakan G30S/PKI tahun 1965 itu menjabat Panglima Kostrad.
Pada tahun-tahun mendatang, kata Presiden, bangsa Indonesia tetap mengharapkan agar Kostrad terus mempertahankan sejarah dan tradisinya yang gemilang.
Cinta Damai
Presiden Soeharto mengatakan, pembangunan nasional diharapkan akan dapat dilaksanakan tanpa ada ancaman langsung dari manapun. Meskipun demikian, sebagai negara yang berdaulat, bangsa Indonesia harus selalu bersiap-siap menangkal segala ancaman yang mungkin terjadi.
Jika perlu, menurut Presiden dalam upaya menghadapi ancaman, akan digunakan senjata. “Kita bukanlah bangsa yang suka berperang. Kita adalah bangsa yang cinta damai. Namun jauh di atas perdamaian, kita lebih mencintai kemerdekaan kita,” tandas Kepala Negara.
Dalam bersiap-siap memasuki era tinggal landas, kata Presiden, bangsa Indonesia harus dapat mengatasi segala rintangan dan tantangan yang mungkin timbul.
Untuk itu bangsa Indonesia telah membulatkan tekad dalam menjawab dan mengatasi tantangan maupun rintangan yang mungkin terjadi, karena pada keberhasilan pembangunan itulah terletak masa depan bangsa Indonesia, katanya.
Presiden meminta agar seluruh prajurit Kostrad terns meningkatkan pengabdian mereka pada bangsa dan negara RI yang berdasarkan Pancasila dengan berpedoman kepada Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.
Acara syukuran itu ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Pangab dan selanjutnya menyerahkannya kepada perwakilan prajurit dan Pegawai Negeri Sipil Kostrad.
Hadir pada acara itu para mantan Pangkostrad, antara lain Jenderal TNI (Purn) Poniman, Letjen TNI (Purn) Leo Lopulisa, Letjen TNI (Purn) Soeweno, Mayjen TNI (Purn) Soeripto, Letjen TNI Sabala Rajagukguk dan Mayjen TNI Soegito. (SA)
Sumber : ANTARA (09/03/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 522-523.