ALATAS: HANYA KHMER MERAH YANG BELUM PASTIKAN HADIR KE JAKARTA
Jakarta, Antara
Menlu Ali Alatas menegaskan bahwa semua peserta pertemuan informal tentang Kamboja di Jakarta yang direncanakan berlangsung 26-28 Februari mendatang telah memastikan akan kehadiran mereka kecuali faksi Khmer Merah.
Atas pertanyaan wartawan selesai menghadiri penyerahan suratÂsurat kepercayaan Dubes Jepang untuk RI, Michihiko Kunihiro, kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka Jakarta, hari Selasa, Alatas mengatakan bahwa sampai saat ini ia masih menunggu jawaban dari Khmer Merah itu.
Ia menyatakan Khmer Merah sampai sekarang belum memberikan jawaban formal karena laporan yang menyebutkan bahwa kelompok tersebut tidak akan hadir hanya merupakan berita pers saja.
Diakui oleh Alatas bahwa ia memang pemah menerima surat dari Khmer Merah tapi isinya hanya bertanya soal beberapa hal, bukan penolakan.
“Surat tersebut saya jawab dan jawaban dari saya itu sampai sekarang belum dibalas lagi. Jadi saya masih menunggu,” kata Alatas.
Ketika ditanya batas waktu penantian jawaban dari Khmer Merah itu, Alatas menjawab “pokoknya kita tunggu, sampai hari terakhir pun boleh mereka jawab.”
Khmer Merah pekan lalu diberitakan menolak datang ke Jakarta kecuali kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, RRC, Inggris dan Perancis disertakan dalam pertemuan itu.
Ditanya komentarnya mengenai tuntutan Khmer Merah itu, Alatas mengatakan pertemuan itu diselenggarakan dalam kerangka Konferensi Internasional mengenai Kamboja di Paris.
Indonesia dan Perancis sebagai ketua Konferensi tidak mengundang kelima anggota DK itu. Adapun pertemuan yang diselenggarakan oleh kelima anggota DK PBB itu akan menunjang pertemuan lainnya yang pada akhirnya akan bermuara di Konferensi Paris itu.
Ketika ditanya apakah Indonesia sudah mengontak Beijing untuk mendorong Khmer Merah datang ke Jakarta, Alatas menjelaskan bahwa melalui berbagai saluran Indonesia terus mengadakan kontak dan terus diberi informasi tentang segala sesuatu yang sedang terjadi.
“Jadi tidak ada persoalan kesenjangan informasi itu,” kata Alatas. Mereka yang diundang ke Jakarta itu adalah seluruh negara anggota ASEAN, Vietnam, Laos dan empat faksi Kamboja. Perancis datang ke Jakarta dalam kapasitas sebagai ketua bersama (Indonesia juga ketua) Konferensi Paris.
Australia juga akan datang ke Jakarta karena usulnya yang menekankan pentingnya peranan PBB dalam penyelesaian konflik yang berusia 11 tahun itu akan menjadi dasar pertemuan informal itu.
Sumber :ANTARA(13/02/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 76-78.