KERJA SAMA INDONESIA-RRC DI BIDANG INFORMASI
Jakarta, Suara Pembaruan
Menteri Penerangan Harmoko setiba kembali di Tanah Air dalam lawatan selama sepekan di RRC, menyatakan kerjasama di bidang informasi dan komunikasi antara Indonesia dan RRC bertujuan untuk menciptakan saling pengertian antara kedua negara.
Setiba di Bandara Soekamo-Hatta Jakarta , Selasa (29110) malam, Menpen menjelaskan kepada wartawan, kerja sama itu sangat penting karena hampir seperempat abad lamanya hubungan kedua negara terputus sehingga rakyat di kedua negara tidak memperoleh gambaran yangjelas tentang pekembangan masing-masing.
“Jadi rakyat di kedua negara jangan sampai memperoleh informasi yang bersifat remang-remang”, ujar Harmoko.
Oleh karena itu, katanya lagi, setelah ada normalisasi hubungan antara Indonesia dan RRC, mulai dilakukan upaya untuk menggalakkan hubungan kedua negara dalam segala aspek. Salah satu aspek yang sangat penting untuk ditindaklanjuti dalam bentuk kerja sama bilateral, menurut Menpen, adalah kerja sama di bidang informasi dan komunikasi.
Ia menambahkan, dalam pembicaraan serius dengan Menteri Media Massa Radio, Televisi dan Film di RRC, ditekankan bahwa kerja sama tersebut sangat penting untuk dikembangkan.
“Karni sepakat untuk melihat dalam tiga hal guna peningkatan kerja sama bidang informasi dan komunikasi itu”, tutur Menpen.
Ketiga hal itu ialah, pertama adanya kemampuan masyarakat di kedua negara untuk melihat perkembangan pembangunan di masing-masing negara denganjelas.
Kedua, ada kepentingan yang tinggi dari kerja sama bidang informasi dan komunikasi, untuk mendorong dan memperkokoh kerja sama kedua negara di bidang yang lain, terutama kerja sama bidang perekonomian dan perdagangan.
Ketiga , ada kemampuan kedua negara untuk mengadakan pertukaran materi informasi dan personel sehingga timbul kemampuan keduanya dalam menyajikan informasi secara wajar dan tidak remang-remang.
Kantor Berita
Dalam kaitan dengan ketiga hal itu, kata Menpen Harmoko, akan dilakukan upaya pembukaan perwakilan kantor berita masing-masing negara.
Menurut dia, Kantor Berita RRC Xinhua November 1991 akan membuka kantor perwakilan dan mengirim wartawannya di Jakarta, dan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara akan membuka perwakilan dan mengirim wartawannya ke Beijing tahun 1992.
Oleh karena itu, tambah Harmoko, dalam draft memorandum of Understanding (MOU) ihwal pengembangan dasar kerja sama ditekankan dalam pembicaraan sehingga akan dibahas kembali nanti di Jakarta.
Pembahasan dan penandatanganan MOU tersebut akan dilakukan di Jakarta sewaktu Menteri Media Massa-Radio-Televisi dan Film RRC datang ke Indonesia, kata Menpen.
Dalam kaitan ini, Menpen juga menyinggung masalah siaran Bahasa Indonesia dalam siaran radio RRC dan siaran bahasa Mandarin dalam siaran RRI yang perlu untuk dikembangkan dalam bentuk pertukaran berita dan informasi.
Menurut Menpen, pertukaran seperti itu akan sangat baik, karena jumlah penduduk RRC yang sekitar satu miliar orang, dan penduduk Indonesia yang sedikitnya 180 juta orang, akan mendapat gambaran yang lebih jelas tentang pekembangan masing-masing negara. Selama di RRC, Menpen Harmoko bersama rombongan selain mengunjungi Beijing, juga mengunjungi Propinsi Shanghai, Guangzou dan Tsengchen.
Di empat propinsi itu Menpen Harmoko melihat objek-objek yang terkait dengan masalah jaringan komunikasi dan informasi (network), terutama di pedesaanÂpedesaan setempat.
Sumber : SUARA PEMBARUAN (31/10/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 642-643.