KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO DIHARAPKAN TINGKATKAN KERJASAMA EROPA-ASIA TENGGARA

KUNJUNGAN PRESIDEN SOEHARTO DIHARAPKAN TINGKATKAN KERJASAMA EROPA-ASIA TENGGARA

 

 

Berlin,Angkatan Bersenjata

Kunjungan kenegaraan Presiden ke Jerman, 3 sampai 7 Juli, selain mempererat hubungan kedua negara, pula dapat meningkatkan kerjasama Eropa dan Asia Tenggara, Dubes RI di Bonn.

“Jadi selain mencerminkan hubungan RI dan Jerman yang dinarnis kedatangan Pak Hartojuga menjembatani hubungan antara kedua kawasan,” ujar Dubes RI untuk: Jerman, Dr. Hasjim Djalal kepadaAntara di Bonn, Senin.

Jerman yang bersatu, menurut Hasjim Djalal, tidak saja semakin besar peranannya di kawasan Eropa Barat, tetapi lebih dari itu,juga dalam kerjasama dengan negara­negara di Eropa Timur dan Atlantik Utara.

Sebaliknya, Rl merupakan sebuah negara besar dan stabil di kawasan Asia Tenggara yang telah mampu membuktikan keberhasilannya dalam pembangunan nasional.

Dubes RI tersebut melihat besarnya peluang yang dapat digali untuk meningkatkan kerjasama antara Asia Tenggara dan Eropa, dua kawasan yang sama-sama berkembang cepat dan hampir sama jumlah penduduknya.

Sementara mengenai hubungan RI-Jerman, Dubes mengemukakan bahwa Indonesia di harapkan dapat mengambil bagian dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi yang sedang dilancarkan oleh pemerintah Jerman bersatu terhadap wilayah bekas Jertim.

Sebagai contoh, dengan memanfaatkan dana dari pemerintah Jerman, Rl dapat memasok berbagai kebutuhan program pembangunan kembali wilayah ex Jertim, sebaliknya, merekajuga dapat menawarkan kebutuhan RI.

“Jadi yang perlu diusahakan ialah agar kerjasama kedua negara terus meningkat walaupun pemerintah Jerman sedang menumpahkan perhatiannya untuk: membangun kembali wilayah ex-Jertim,” tuturnya.

 

Kunjungan Pertama

Pada bagian lain, Hasjim Djalal mengemukakan bahwa kunjungan Presiden Soeharto kali ini juga memiliki makna tersendiri karena merupakan kunjungan kepala negara asing pertama ke Jerman, setelah negara itu bersatu kembali.

Sejumlah kepala negara, lanjutnya,memang pernah berkunjung ke Jerman yang bersatu, namun hanya pada tingkat kunjungan kerja, bukan kunjungan kenegaraan.

Setelah berpisah 45 tahun lamanya, Republik Federasi Jerman dan Republik Demokrasi Jerman bersatu kembali melalui proses damai, 3 Oktober tahun lalu. Jerman yang bersatu saat ini berpenduduk sekitar 78 juta jiwa (62 juta jiwa berasal dari wilayah bekas Jerbar dan 16 juta jiwa dari wilayah Jertim).

Dalam kunjungan kenegaraan selama lima hari untuk memenuhi undangan Presiden Jerman, Dr. Richard von Wiezsacker, Presiden Soeharto antara lain akan berada di Bonn dan Berlin.

Kepala Negara dalam kunjungannya ke Jerman kali ini akan didampingi Menko Ekuin Drs. Radius Prawiro, Menlu Ali Alatas, Mensesneg Drs. Moerdiono dan Menristek  Prof Dr.B.J.Habibie.

Di Bonn menurut rencana, Presiden Soeharto akan melakukan pembicaraan resrni dengan Presiden Jerman, Kanselir Helmut Kohl, Menlu Jerman Hans Dietrich Genscher, Ketua Parlemen Ny. Rita Sussmuth,Ketua Partai Sosial Demokrat (SPD) dan Ketua Partai Kristen Demokrat (CDU).

Menko Ekuin akan mengadakan temu bisnis dengan sejumlah pengusaha Jerman sementara Menlu RI juga akan mengadakan pertemuan dengan mitranya, Menlu Jerman. Presiden Soeharto dan rombongan dalam lawatannya akan meninjau sejumlah proyek penting di Jerman, antara lain galangan kapal Papenburg, proyek percobaan KA magnetik “Transrapid”di Lathen dan Berlin.

Di Berlin,Kepala Negara dijadwalkan akan menyerahkan seekor komodo jantan berusia sembilan tahun untuk Kebun Binatang di Kota tersebut. Presiden Soeharto sebelumnya pernah bekunjung ke Jerman Barat pada tahun 1970. (SA)

 

 

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (03/07/91)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 59-61.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.