MENPORA: PERISTIWA YOGYA JUSTRU RUGIKAN MAHASISWA SENDIRI

MENPORA: PERISTIWA YOGYA JUSTRU RUGIKAN MAHASISWA SENDIRI

 

 

Jakarta, Antara

Menpora Akbar Tandjung mengatakan peristiwa penghinaan oleh beberapa mahasiswa terhadap Mensesneg Moerdiono di Yogyakarta baru-baru ini justru merugikan citra Mahasiswa.

Akbar mengemukakan pendapatnya itu kepada pers setelah melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, Kamis tentang kegiatan Penataran Kewaspadaan Nasional (Tarpadnas) bagi para pemuda serta persiapan kontingen Indonesia ke SEA Games di Pilipina.

Ia mengatakan para mahasiswa perlu menghormati pejabat yang justru mereka undang ke kampus untuk menghadiri kegiatan ilmiah seperti seminar dan simposium.

Moerdiono diundang untuk menghadiri simposium di kampus Universitas Gajah Mada (UGM). Namun kemudian beberapa mahasiswa mengeluarkan kata-kata yang bernada keras terhadap Mensesneg.

Tindakan semacam itu justru memperlihatkan ketidakmatangan mereka. Para mahasiswa harus menghargai pejabat yang telah mereka undang ke kampusnya. Kampus bukanlah tempat untuk memaki pejabat,” kata Akbar yang dahulu dikenal sebagai seorang tokoh mahasiswa.

Ia mengatakan ketika beberapa hari lalu mengadakan pertemuan dengan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bandung, para mahasiswa itu juga menyayangkan peristiwa Yogya itu, karena memang justru bisa merugikan citra mahasiswa di tanah air.

Ketika menjelaskan komentar Kepala Negara tentang pembinaan terhadap generasi muda termasuk mahasiswa, Presiden mengatakan kembali bahwa generasi muda berhak melancarkan kritik, koreksi, bahkan pengawasan terhadap jajaran pemerintahan.

“Para pemuda bisa menyalurkan aspirasi mereka melalui organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan yang kemudian menyalurkannya ke wadah yang ada misalnya DPR,” kata Akbar mengutip ucapan Kepala Negara.

Kepada Presiden, dilaporkan bahwa Indonesia akan mengirimkan 518 atlit ke SEA Games ke Manila yang berlangsung tanggal 24 November 5 Desember. Para atlit itu akan mengikuti 28 cabang olahraga.

Ia merasa optirnis para atlit itu akan tetap mempertahankan posisi juara umum yang dipegang Indonesia selama ini. Akbar juga mengatakan kepada Presiden dilaporkan upaya perbaikan SMP dan SMA Ragunan, sekolah khusus yang disediakan bagi para atlit. Sekolah itu menghadapi berbagai masalah antara lain sistem pendidikannya maupun fasilitas fisiknya.

 

 

Sumber : ANTARA (10/10/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 631-632.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.