PENINGKATAN HUTANG LN OLEH SWASTA DAPAT MEMBAHAYAKAN
Jakarta, Suara Karya
Kondisi perekonomian di Meksiko mengajarkan Indonesia untuk lebih berhati hati dalam menangani pinjaman luar negeri. Negara itu mengalami kesulitan ekonomi, sehingga mengakibatkan inflasi tinggi dan terpaksa menjadwal ulang pembayaran hutang luar negerinya: “Tapi alhamdulillah Indonesia belum sampai menghadapi masalah seperti itu. Karena itu kita belajar mengapa sampai demikian itu dan setelah mengetahui membuat kita waspada pada akhir-akhir ini,” kata Presiden Soeharto ketika berbicara di depan masyarakat Indonesia di Meksiko, Sabtu malam lalu di Mexico City.
Selama kunjungan di Meksiko Presiden menyimak bahwa awal kesulitan perekonomian negara itu terutama disebabkan karena mereka dari awal tidak dapat mengendalikan pinjaman luar negerinya. Indonesia yang juga banyak menggunakan hutang luar negeri, terpaksa memilih jalan untuk membatasi pinjaman-pinjaman itu terutama pinjaman komersil dan berjangka pendek.
Pinjaman jangka pendek itu banyak dilakukan oleh swasta, dan karena majunya pembangunan akhir-akhir ini pinjaman luarnegeri oleh swasta juga ikut berkembang.
Presiden menyatakan, pinjaman swasta yang meningkat itu bisa membahayakan perekonomian. Bahaya itu kelak akan timbul pada saat pengembalian. Pada saat itu, kata Presiden , devisa Indonesia bisa terkuras.
Akibatnya lebih jauh Indonesia akan sulit mengimpor bahan baku dan akibat lanjutannya timbul pemutusan hubungan kerja di industri-industri yang kesulitan bahan baku.”Akibat selanjutnya bisa membuat keadaan perekonomian yang nampaknya baik jadi merosot, seperti keadaan di Meksiko,” kata Presiden.
Wartawan Suara Karya, Agustianto dari Cancun Meksiko melaporkan, inflasi di Meksiko tahun lalu mencapai 20 persen, Pemerintahan di bawah pimpinan Presiden Carlos Salinas de Gortari tahun ini berusaha menekan dan menetapkan sasaran 16 persen.
Menyulitkan Tinggal Landas
Pengendalian pinjaman Iuar negeri swasta menurut Presiden diarahkan untuk mengamankan masa tinggal Iandas kelak. Tanpa pengendalian itu Indonesia bisa gagal melakukan tinggal landas karena kerangka Iandasannya hancur. Untuk itu secara sadar pemerintah mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi untuk memperkuat perekonomian serta menahan tingkat inflasi.
Presiden Soeharto dalam pembicaraan dengan Presiden Gortari Kamis malam atau Jumat pagi WIB saling melihat peluang-peluang yang dapat dikembangkan dalam rangka peningkatan kerjasama kedua negara. Mensesneg Moerdiono yang mengungkapkan hasil pembicaraan itu Sabtu lalu mengemukakan, Indonesia beminat membeli pelet atau bahan baku baja dari Meksiko dan sebaliknya Meksiko akan membeli batu bara dari Indonesia untuk pembangunan energi di Meksiko.
lndustri baja di Meksiko sangat maju, dan sebelum ini PT Krakatau Steel sudah mengadakan kerja sama dengan industri baja di Meksiko, dalam melatih tenaga ahli di bidang baja.
Di bidang regional, Presiden Meksiko menanyakan perkembangan ASEAN. Pengalaman Indonesia dalam mengembangkan ASEAN, dinilai Meksiko dapat bermanfaat bagi pengembangan kawasan di Amerika Tengah. Di bidang internasional, sedang terjadi perubahan di bidang ekonomi, politik, dan budaya. Kedua kepala Negara sepakat akan mengambil manfaat yang sebaik-baiknya dari perubahan tersebut bagi kedua negara.
Dialog
Sementara itu Menlu Ali Alatas seusai mengadakan pembicaraan lanjutan dibidang politik menjelaskan, RI-Meksiko sepakat untuk meningkatkan dialog Utara-Selatan serta mengupayakan tata ekonomi dunia baru.
Hal ini perlu dilakukan bagi negara negara yang tergabung dalam Gerakan Nonblok (GNB), termasuk negara-negara berkembang. Meksiko juga menjelaskan rencana zona perdagangan bebas dengan Amerika Serikat maupun dengan Kanada.
Sebaliknya, Indonesia menjelaskan kepada Meksiko rencana KTIA SEAN ke-4 akhir Januari mendatang di Singapura. Meksiko sangat berminat untuk berpartisipasi di kawasan Asia Pasifik. Selain menjalin kerjasama dengan kawasan Utara, Meksiko juga akan giat di kawasan Pasifik, karena Meksiko sudah menjadi anggota Konferensi Kerja Sarna Ekonomi Pasifik (PCCE).
Cancun
Setelah pertemuan-pertemuan resmi di Meksiko, Presiden dan rombongan Sabtu pagi bertolak ke kota Cancun, (sekitar 1.300 km di sebelah timur Mexico City). Presiden dan Ibu Tien beristirahat sekitar 34 jam di kota wisata di tepi laut Karibia itu.
Untuk selanjutnya hari Minggu pagi (Minggu malam WIB) bertolak ke Caracas, ibukota Venezuela dengan penerbangan sekitar 3 jam.Selama di Cancun Presiden serta para menteri yang menyertainya tidak memiliki acara khusus.
Cancun adalah kota wisata pantai yang dikunjungi 80 persen wisatawan dari Amerika Serikat. Cancun yang terletak di ujung Tanjung Yukatan, baru dikembangkan dalam 20 tahun ini, dan kini berpenduduk sekitar 250.000 orang. Namun wisatawan yang datang ke Cancun setiap tahun bisa mencapai 700.000 orang.
Suasana Cancun sama seperti daerah-daerah wisata pantai lainnya, namun dibandingkan Bali, Cancun tampak lebih rapi tertata. Daerah ini selain dipenuhi oleh hotel-hotel juga ramai dengan toko-toko yang menjual cindera mata. Namun harga barang-barang cindera mata jika dibandingkan Bali, di Cancun jauh lebih mahal dan mutunya pun mungkin Bali lebih baik.
Caracas
Presiden dan rombongan pukul 10.00 bertolak dari Cancun menuju Caracas. Diperkirakan pesawat khusus DC 10 Garuda itu akan tiba di Caracas pukul 16.00 hari Minggu (Senin 03.00 WIB).
Presiden Soeharto akan berada di Caracas selama 6 hari. Kunjungan ke negara di wilayah Amerika Tengah itu, selain untuk menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi (KTI) 15 negara berkembang (G-15) juga melakukan kunjungan kenegaraan untuk memenuhi undangan Presiden Venezuela. (SA)
Sumber: Suara Karya (25/12/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 516-518.