PERJALANAN PAK HARTO TAK PERLU DIRISAUKAN

PERJALANAN PAK HARTO TAK PERLU DIRISAUKAN

 

 

Jakarta, Media Indonesia

Masyarakat tak perlu gelisah memikirkan perjalanan panjang Presiden Soeharto ke mancanegara. “Selama Menko Polkam masih senyum-senyum, bisa tertawa masih nyanyi-nyanyi itu artinya semuanya aman,” ujar Sudharmono.

Menko Polkam Sudomo berkata demikian kemarin seusai memberikan ceramah tentang gugus kendali mutu di gedung PLN. Wartawan bertanya sekitar keamanan dan stabilitas dalam negeri sepeninggal Pak Harto untuk melakukan kunjungan kenegaraan, terutama setelah peristiwa Dili 12 November.

Menurut Sudomo, perjalanan Presiden Soeharto kali ini memang cukup panjang. “Tapi tidak ada masalah-masalah yang harus dikhawatirkan katanya. Biasanya Pangab ikut, mengapa kali ini tidak, tanya wartawan. “Ah, biasa itu. Tidak selalu Pangab harus ikut, tidak ada masalah itu,”jawab Sudomo.

Apakah tidak khawatir adanya demonstrasi di Meksiko-salah satu negara yang dikunjungi Kepala Negara tanya wartawan lagi. “Tidak endak akan terjadi itu,” ujar Sudomo.

Menurut dia, Meksiko adalah sebuah negara sahabat di Amerika Latin. Ia mengakui negara itu memiliki hubungan historis dengan Spanyol, bahkan masyarakatnya menggunakan bahasa Spanyol. “Tapi tidak memiliki hubungan terlalu istimewa dengan Portugal. Jadi tak usah dicari-cari, tenang-tenang sajalah,” katanya.

Menko Polkam kemarin buru-buru mengakhiri ceramahnya di PLN karena harus mengantar Presiden Soeharto bertolak ke luar negeri.

 

Komisi Penyelidik

Ditempat yang sama, ketika ditanya soal pembentukan Komisi Penyelidik Nasional untuk meneliti kasus Dili, Sudomo menyambut baik ditunjuknya Hakim Agung Djaelani sebagai Ketua Komisi Penyelidik itu.

Pembentukan tim ini, kata Sudomo, menunjukkkan kearifan Presiden Soeharto untuk mencari jalan penyelesaian yang jujur dan adil atas kasus Dili.

Sebelumnya (14/11) Menko Polkam juga sudah membentuk tim pencari fakta yang dipercayakan kepada ABRI. Pangab kemudian menunjuk Waka Bais Mayjen Arie Soedewo sebagai ketua tim.

Menurut Sudomo, kedua tim ini bekerja sendiri-sendiri, tapi tidak akan tumpang tindih. “Hasil keduanya akan dicocokkan, untuk mencari kebenaran,” Tim ABRI, katanya adalah tim sektoral yang akan mengecek secara detail. Sedangkan Komisi Penyelidik Nasional sangat independen, sebab komisi ini dipimpin seorang hakim agung.

 

 

Sumber : MEDIA INDONESIA (20/11/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 191-192.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.