PIDATO AKHIR TAHUN PRESIDEN: PERKEMBANGAN EKONOMI BERI RASA TENTERAM PADA RAKYAT
Jakarta, Sinar Harapan
Presiden Soeharto mengatakan pembangunan telah membuka peluang-peluang baru bagi bangkitnya potensi-potensi dan prakarsaprakarsa masyarakat. Ada kelompok-kelompok yang telah siap dan lebih mampu memanfaatkan peluang-peluang baru itu. Mereka tumbuh makin besar dan makin kuat. Ada pula kelompok yang belum terlalu siap dan belum dapat mengembangkan kemampuannya.
“Saya mengajak kita semua untuk melihat perkembangan baru ini dengan hati yang jernih danjuga pikiran yang jernih,” kata Kepala Negara dalam pidato akhir tahun yang disampaikan melalui TVRI, Minggu malam.
Menurut Presiden, perkembangan baru ini memang belum pernah dikenal dan dialami bangsa Indonesia sebelumnya. Perkembangan baru ini merupakan buah kemajuan yang dicapai bangsa Indonesia. “Pegangan kita adalah agar semua kekuatan ekonomi kita memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, seperti yang menjadi semangat UUD 1945. Yang besar tidak perlu kita tahan perkembangannya, karena yang besar dapat kita gunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita,” kata Kepala Negara.
“Yang masih kecil dan belum mampu, kita beri dorongan terus menerus agar menja di lebih besar dan lebih mampu. Pemerintah memikul kewajiban dan tanggungjawab untuk memberi arab agar semua kekuatan ekonomi kita, yang besar dan yang menengah maupun yang kecil, milik negara, ataupun usaha swasta dan koperasi, dapat menjadi kekuatan ekonomi nasional yang selain menunjang dan saling menghidupi, demi sebesar-besar kemakmuran rakyat tadi”.
Mantap
Sepanjang tahun 1989, stabilitas ekonomi dapat dipelihara secara mantap. Kemantapan stabilitas ekonomi ini menunjang perkembangan ekonomi yang sehat dan mendorong gerak laju pembangunan yang tidak kalah penting, stabilitas ekonomi itu memberi perasaan tenteram bagi masyarakat, tidak dikejar-kejar oleh rasa was-was bahwa barang barang akan menghilang, masyarakat tidak dihantui kekhawatiran bahwa harga-harga akan melonjak.
Penerimaan negara juga meningkat, terutama yang bersumber dari penerimaan sektor non migas. Dengan kata lain, kemampuan dan kesadaran membayar pajak telah bertambah besar. Perkembangan ini menunjukkan adanya kemajuan ekonomi nasional secara nyata. Kesadaran membayar pajak menunjukkan bertambah besarnya tanggung jawab masyarakat dalam mendukung kehidupan rumah tangga dan mendorong majunya pembangunan seterusnya. Ekspor non-migas juga meningkat. Yang sangat membesarkan hati adalah bagian terbesar dari basil ekspor nonmigas dari sektor industri. “Hal ini menunjukkan bahwa tekad kita untuk membangun industri makin mencapai tujuan.”
Perkembangan pertanian juga membesarkan hati. Tingkat swasembada beras dapat kita mantapkan dan pembangunan pertanian lainnya bertambah luas.
Sementara itu perkembangan politik, keamanan dan sosial tahun ini juga melegakan hati. Dinamika politik dan dinamika sosial dapat disalurkan, sehingga stabilitas nasional tetap dapat dimantapkan dan persatuan serta kesatuan bangsa dapat diperkukuh.
Walaupun di sana-sini muncul tindak-tindak kriminalitas baru, namun secara nasional keadaan keamanan telah membuat kehidupan masyarakat terasa tenteram. Semuanya kita terima dengan rasa syukur sedalam-dalamnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Lebih-lebih jika disaksikan di berbagai negara dan kawasan dewasa ini terjadi pergolakan-pergolakan yang meminta korban jiwa tidak sedikit. “Kita menyatakan rasa prihatin kita kepada mereka semua”.
Tahun ini memang terjadi perubahan-perubahan mendasar dan besar di berbagai kawasan. Kita semua berharap perubahan-perubahan itu membawa umat manusia ke arah kehidupan yang lebih tenteram, lebih damai dan lebih mantap. Peredaan ketegangan dunia mudah-mudahan dapat memindahkan dana-dana luar biasa besarnya, yang selama ini digunakan untuk membuat senjata-senjata pemusnah menjadi dana-dana bagi pembangunan umat manusia yang masih hidup dalam penderitaan, kelaparan penyakit, dan ketidaktahuan.
Mengenai keadaan dasawarsa mendatang, Presiden Soeharto menyatakan, mengandung tugas besar, karena dalam dasawarsa bangsa Indonesia akan mulai memasuki proses tinggal landas.
Sumber :SINAR HARAPAN (02/01/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 243-245.