PRESIDEN HARAPKAN PENYELESAIAN MASALAH PALESTINA SEGERA TUNTAS

PRESIDEN HARAPKAN PENYELESAIAN MASALAH PALESTINA SEGERA TUNTAS

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengharapkan berakhirnya krisis Teluk baru-baru ini akan mempercepat penyelesaian konflik diantara bangsa Arab dan Israel yang berintikan masalah bangsa Palestina.

Harapan Indonesia itu disampaikan Kepala Negara dalam pidato balasannya setelah menerima surat kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kuwait, Ali Zakaria al-Ansari di Istana Merdeka, Rabu.

“Kami mengharapkan setelah selesainya Krisis Teluk, masalah pokok yang telah lama mencekam kawasan ini dapat segera diselesaikan,yaitu konflik Arab- Israel yang berintikan masalah Palestina,”kata Kepala Negara.

Indonesia berkeyakinan, penyelesaian konflik itu akan menciptakan kestabilan dan ketenteraman yang langgeng bagi semua negara, bangsa dan rakyat di kawasan Timur Tengah.

Ketika berbicara tentang peperangan yang terjadi antara Kuwait dan Irak, Presiden Soeharto mengatakan sejak semula Indonesia menentang tindakan Irak yang menduduki wilayah Kuwait. Penyerbuan itu tidak hanya merugikan bangsa Kuwait tapi juga Irak sendiri. Karena itu, Indonesia menyambut dengan rasa lega penghentian peperangan antara Irak dengan Kuwait.

Di tempat yang sama, Kepala Negara juga menerima surat kepercayaan dubes baru lainnya yaitu Angoea Jushua Tadabe dari Papua Nugini. Dalam pidato balasannya, Kepala Negara mengatakan hubungan bilateral telah memasuki tahap yang makin terbuka, sehingga pelaksanaann ya tidak hanya menyangkut penyelesaian masalah yang ada, tapi juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa.

“Khusus mengenai kerjasama di daerah perbatasan, saya merasa sangat gembira melihat kemajuan dalam menangani bersama berbagai masalah dan makin berkembangnya ruang lingkup kerja sama di berbagai bidang kehidupan ,”kata Presiden. (SA)

 

 

Sumber : ANTARA (24/07/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 112-113.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.