PRESIDEN: KEPELOPORAN PT. TEHNUSAMBA HENDAKNYA DIIKUTI SWASTA LAIN
Cianjur, Kompas
Presiden Soeharto mengharapkan kepeloporan perusahaan swasta PT Tehnusamba Indah yang menjual sebagian sahamnya kepada koperasi hendaknya segera diikuti oleh perusahaan swasta lainnya.
Dalam temu wicaranya dengan para petani teh seusai menyerahkan saham PT Tehnusumba Indah (Tehnus) di Cianjur, Jabar, hari Sabtu, Kepala Negara menegaskan, penjualan sebagian saham kepada koperasi itu penting untuk mewujudkan perekonomian nasiona l yang bersemangatkan Kekeluargaan, utamanya antara koperasi dan persero.
PT Tehnusamba Indah menjual 10 persen sahamnya kepada Unit Usaha Petani Teh (UUPT), KUD, dan koperasi karyawan. Persero itu memiliki empat pabrik pengolahan teh hitam, masing-masing di Cianjur, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Garut.
Menurut Kepala Negara, pengalihan saham persero kepada koperasi itu sekaligus juga merupakan wujud nyata adanya kerja sama antara para pelaku otonomi, sehingga pemerataan dapat lebih dimantapkan.
Diingatkannya, upaya pemerataan melalui bursa saham, memang bisa saja dilakukan, di mana perusahaan yang sehat menjual sebagian sahamnya lewat pasar modal. Namun pembelian saham melalui pasar modal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya modal cukup banyak. Padahal koperasi tidak cukup mampu, sehingga tak mungkin mendapatkan saham perusahaan melalui pasar modal.
Karenanya, demikian Presiden Soeharto, harus dicari jalan lain sehingga koperasi pun dapat menikmati sebagian saham perusahaan swasta. Cara lain itu yakni dengan melimpahkan sebagian saham yang kemudian dibayar melalui pemberian deviden. “Dengan cara itu perusahaan tidak terganggu cashflownya,” kata Presiden Soeharto.
“Dengan penjualan saham ini petani teh diharapkan lebih bergairah meningkatkan produksinya, baik kuantitas maupun kualitas,” tambahnya.
Empat Tahap
Komisaris PT Tehnusamba Indah M. Hasan, melaporkan bahwa secara bertahap perusahaan ini akan menjual 40 persen sahamnya kepada koperasi dan UUPT, sehingga meliputi 1.532.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Proses pengalihan ini akan dilaksanakan dalam empat tahap, masing-masing 10 persen atau
383.000 lembar saham pertahap. Dengan demikian untuk tahap pertama ini di setiap pabrik dijual 95.750 lembar saham.
Organisasi yang berhak membeli saham meliputi UUPT 70 persen, KUD 15 persen, dan koperasi karyawan Tehnus 15 persen. Saham yang dijual itu akan dibayar kepada perusahaan melalui pembayaran deviden. Dari deviden ini, ditetapkan 75 persennya untuk membayar utang penjualan saham, sedangkan sisanya terutang kepada rapat anggota koperasi bersangkutan. “Pinjaman ini diberikan tanpa bunga dan tanpa batas waktu pengembalian,” ujar M. Hasan.
PT Tehnusamba Indah merupakan salah satu dari 26 perusahaan dalam grup Nusamba (Nusantara Ampera Bakti) yang memiliki total asset sekitar Rp 85 milyar. Saham grup Nusamba ini dimiliki Yayasan Dharmais 25 persen, Yayasan Supersemar 25 persen, dan Yayasan Dana Karya Abadi (Dakab) 30 persen, yang ketiganya diketuai Presiden Soeharto. Sementara sisanya dimiliki M. Hasan (10 persen) dan Sigit Harjo Judanto (10 persen).
Dalam kesempatan itu, Presiden menyerahkan sertifikat saham secara simbolik kepada para wakil dari UUPT, KUD dan koperasi karyawan. Turut hadir antara lain Mensesneg Moerdiono, Menteri Koperasi/Kabulog Bustanil Arifin, Gubernur Bank Sentral Adrianus Mooy, dan Gubernur Jabar Yogie SM.
Sumber :KOMPAS(25/03/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 277-279.