PRESIDEN: KONSULTAN TIDAK BOLEH MEMIHAK

PRESIDEN: KONSULTAN TIDAK BOLEH MEMIHAK

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengingatkan para konsultan nasional untuk bekerja secara obyektif, jujur dan tidak memihak dalam menjalankan tugasnya, serta berani menyatakan apa yang memang seharusnya mereka nyatakan. Permintaan ini disampaikan Kepala Negara ketika membuka Munas Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) di Istana Negara, Kamis.

Acara pembukaan Munas ini dihadiri pula Menko Ekuin dan Wasbang, Radius Prawiro, dan Menpera Siswono Yudohusodo. “Jika suatu proyek tidak layak karena sesuatu hal, misalnya, maka konsultan harus mengatakan apa adanya. Jika sebuah proyek memerlukan peralatan untuk menghindari pencemaran, konsultan harus tegas mengemukakannya,” tandas Presiden Soeharto.

Harapan itu disampaikan Kepala Negara karena semakin banyak pihak yang mengandalkan diri pada jasa konsultan, terutama dalam membangun proyek-proyek mereka. Kepercayaan masyarakat itu harus benar-benar disadari semua konsultan, kata Presiden.

Jasa konsultasi diperlukan sejak sesuatu proyek mulai dipersiapkan, pembuatan studi kelayakan, perencanaan, perekayasaan, pengawasan, hingga pemantauannya, kata Kepala Negara kepada sekitar 150 konsultan di Istana Negara.

Dalam kesempatan ini, Presiden meminta para konsultan meningkatkan kemampuan mereka. Peningkatan profesionalisme itu harus dilakukan untuk mengimbangi meningkatnya permintaan para konsumen terhadap jasa konsultasi.

 

Produk Nasional

Dalam kesempatan ini Kepala Negara dengan serius menyinggung masalah pemanfaatan jasa para konsultan ini dalam berbagai proyek pembangunan di tanah air. “Saya mengajak semua mereka yang ingin membangun proyek untuk lebih mengutamakan jasa keahlian para konsultan Indonesia,” kata Presiden. Mendengar ucapan itu para konsultan pun bertepuk tangan.

Namun di lain pihak, Kepala Negara juga meminta para konsultan untuk berperan lebih besar dalam pembangunan. Kepala Negara juga meminta para pemilik proyek pembangunan untuk mendorong peningkatan penggunaan produksi dalam negeri, baik yang menggunakan biaya dalam negeri maupun luar negeri.

“Dengan digunakannya konsultan Indonesia dalam pembangunan proyek-proyek, maka para konsultan dapat menyarankan kepada pemilik proyek untuk menggunakan hasil industri dalam negeri,” kata Presiden.

Alasan yang dikemukakan Kepala Negara adalah mutu serta harga berbagai jenis barang buatan dalam negeri yang tidak kalah dibandingkan dengan produksi luar negeri.

Banyaknya barang dalam negeri yang dimanfaatkan pada berbagai proyek akan meningkatkan pertumbuhan industri dalam negeri, yang pada akhirnya memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebelumnya Ketua Umum Inkindo, Ary Mochtar Pedju, melaporkan Munas ini berlangsung dari tanggal 21-23 Februari 1991 di Jakarta.

Organisasi profesi ini sekarang beranggotakan 15.000 tenaga ahli yang tersebar di 27 propinsi. Seusai membuka Munas ini, Kepala Negara beramah tamah dengan beberapa konsultan. Nampak hadir pula dalam acara ini Prof. Omar Senoadji, mantan Menteri PU Purnomo Sidi Hadjisarosa, dan Prof. Rooseno.

 

 

Sumber : ANTARA (21/02/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 22-23.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.