PRESIDEN MEMULAI LAWATAN KE LUAR NEGERI
Jakarta, Suara Karya
Tepat pukul 12.00, pesawat Garuda DC-10 yang membawa Presiden Soeharto dan rombongan ke luar negeri, tinggallandas dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Selasa (19/11). Wakil Presiden Sudharmono serta sejumlah pejabat, Menhankam, Pangab, dan keluarga Presiden, melepas keberangkatan rombongan.
Lima negara akan dikunjungi Presiden dan rombongan, yakni Meksiko, Venezuela, Zimbabwe, Tanzania, dan Senegal. Dalam penerbangan ke Meksiko pesawat khusus Garuda DC-10 singgah di Biak, Irian Jaya, untuk mengisi bahan bakar, kemudian melanjutkan penerbangan ke Honolulu. Setelah menginap satu malam di Honolulu, rombongan bertolak ke Meksiko, Rabu malam.
Sejumlah pejabat ikut mendampingi kunjungan kenegaraan ini, antara lain Mensesneg Moerdiono, Menlu Ali Alatas, Menko Ekuin Radius Prawiro. Dua kegiatan penting akan dihadiri Presiden, yakni Konperensi Tingkat Tinggi Negara-negara Kelompok-15 di Caracas, Venezuela, dan Konperensi Tingkat Tinggi OKI (Organisasi Konperensi Islam) di Dakkar, Senegal.
Dalam kunjungan kenegaraan di Meksiko 21-24 November, Presiden akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Carlos Salinas de Gootari. Presiden yang didampingi lbu Tienjuga akan mengunjungi Museum Antropologi Meksiko serta bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di negeri itu.
Dari Meksiko, rombongan melanjutkan penerbangan ke Venezuela. Di samping melakukan pembicaraan dengan Presiden Venezuela, Carlos Andres Perez, Presiden Soeharto menghadiri KTT G-15 di Caracas, 27-29 November. Selain acara resmi KTT, para pimpinan delegasi juga akan mengadakan pertemuan tidak resmi di kota Guri, sekitar 45 menit penerbangan dari Caracas.
Setelah Venezuela, Presiden melanjutkan kunjungannya ke Afrika, setelah singgah lebih dulu dan menginap semalam di Las Palmas, Spanyol. Rombongan melanjutkan peijalanan ke Zimbabwe, dan dijadwalkan tiba di Bandara Harare 2 Desember 1991. Selama dua hari di Zimbabwe, Presiden akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Robert Mugabe.
Direncanakan tanggal 5-8 Desember Presiden berada di Tanzania dan mengadakan pembicaraan dengan PresidenAli Hassan Mwinyi. Tanggal 8 Desember rombongan melanjutkan perjalanan ke Senegal. Presiden Soeharto memimpin delegasi Indonesia pada KTT OKI di Senegal ini.
Sidang-sidang KTT OKI berlangsung 9-12 Desember di Palais de Congress, Dakkar. Dijadwalkan Presiden dan rombongan tiba kembali di tanah air 14 Desember 1991.
Nyanyi
Sementara itu Menko Polkam Sudomo menjawab pertanyaan wartawan tentang muhibah Pak Harto selama 24 hari pada saat masalah Timtim masih ramai dibicarakan masyarakat mengatakan, “Lho memangnya kenapa. Itu kanuntuk kepentingan negara. Apakah kunjungannya ke luar negeri harus diperpendek lagi.”
Dikatakannya, dengan peristiwa Dilli beberapa waktu lalu tidak dapat disebut bahwa kondisi dalam negeri tidak aman. “Kalau Menko Polkam masih nyanyi-nyanyi dan tertawa, itu menandakan kondisi dalam negeri masih aman-aman saja,” katanya.
Apakah Menko Polkam tidak khawatir kemungkinan kudeta sementara Pak Harto berada di luar negeri?. “Lho kenapa harus khawatir. Dan apa yang harus dikhawatirkan. Ini kan negara RI yang berbeda dengan negara lain,” katanya. Menyinggung kunjungan Pak Harto ke luar negeri yang tidak menyertakan Pangab Try Sutrisno seperti biasanya, Menko Polkam Sudomo menjawab, Ya tidak selalu. Tidak ada ketentuan Pangab harus ikut.
Sumber : SUARA KARYA (20/11/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 189-190.