PRESIDEN MINTA OPP DAN APARAT PATUHI ATURAN PERMAINAN PEMILU

PRESIDEN MINTA OPP DAN APARAT PATUHI ATURAN PERMAINAN PEMILU

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto meminta ketiga organisasi peserta pemilihan umum (OPP), aparatur pemerintah serta seluruh rakyat melaksanakan semua ketentuan yang berlaku dalam Pemilu karena yang paling penting adalah mempertahankan persatuan bangsa.

Permintaan itu disampaikan Kepala Negara di Istana Negara, Senin ketika menerima para peserta Rapat Ketja Paripurna Departemen Penerangan, yang diantar Menpen Harmoko.

“Saya minta kepada segenap aparatur yang bertugas, peserta pernilihan umum, dan seluruh rakyat agar bersama-sama menjaga supaya pemilihan umum nanti berjalan menurut aturan permainan yang ada. Yang paling penting adalah agar suasana tenteram dapat kita pelihara, dan persatuan bangsa dapat terus kita perkuat,”kata Presiden.

Ketika berbicara tentang peranan para juru penerang menyongsong pesta demokrasi itu, Kepala Negara mengatakan mereka berkewajiban mengantar rakyat agar dapat secara bebas, tertib, dan penuh kesadaran menggunakan hak demokrasinya, serta memilih wakil rakyat.

“Penerangan hendaknya juga diberikan sehingga tercipta iklim yang nyaman bagi penyelenggaraan pemilihan umum. Dengan demikian, dalam menggunakann hak pilihnya, rakyat melakukannya secara aktif serta dirasakan sebagai kehormatan dan tanggung jawab warga negara,”kata Presiden kepada para pejabat Departemen Penerangan itu.

Presiden mengatakan,juru penerang juga mempunyai tugas penting untuk menyongsong era lepas landas, karena mereka akan menjadi tempat bagi rakyat untuk bertanya. Juru penerang harus dapat memberikan penerangan secara jelas dan tepat tentang setiap langkah pembangunan.

“Jelaskan secara jujur prestasi yang telah kita capai sebagai bangsa, serta hambatan, dan kesulitan-kesulitan yang masih harus kita tanggulangi bersama,”kata Presiden. Untuk melaksanakan tugas yang berat itu, Kepala Negara minta para juru penerang bekerjasama dengan aparatur lainnya, organisasi profesi serta kemasyarakatan. Dengan kerjasama yang erat, dapat disampaikan informasi secara terpadu.

Dalam sambutannya yang banyak menyinggung masalah Pemilu, Presiden mengatakan pula bahwa pesta demokrasi itu bukanlah sekedar kegiatan berkala dalam kehidupan demokrasi. “Pemilihan umum hakekatnya adalah pemilihan wakil rakyat. Melalui wakil rakyat itulah, kita-sebagai bangsa-memperbaharui wawasan, kebijakan, dan strategi yang akan kita laksanakan bersama dalam menghadapi dinamika kehidupan.” Oleh karena itu, setiap Pemilu memiliki ciri dan suasana sendiri.

Ketika berbicara tentang Pemilu 1992, Kepala Negara mengemukakan, kegiatan itu akan memilih wakil rakyat yang merumuskan wawasan, dan kebijakan untuk menghadapi era lepas Jandas. Kepala Negara dalam pertemuannya dengan para pejabat Deppen juga berbicara tentang keikutsertaan jutaan pemilih baru yang untuk pertama kali memanfaatkan  hak mereka.

“Hal ini jelas merupakan pengalaman pertama mereka dalam kancah kehidupan politik praktis, yang akan mempunyai dampak penting ke masa depan. Karena itu, pengalaman itu kita jadikan ajang pendidikan politik praktis yang baik bagi pemilih usia muda, “kata Presiden. Seusai memberikan sambutan, Kepala Negara beramah tamah dengan para penjabat eselon satu dan dua, kepala kanwil serta kepala kantor penerangan kabupaten dan kotamadya dari seluruh tanah air. (SA)

 

 

Sumber : ANTARA (10/06/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 49-51

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.