PRESIDEN PANGGIL SEPULUH PEJABAT MENINDAKLANJUTI MISI KE JERMAN

PRESIDEN PANGGIL SEPULUH PEJABAT MENINDAKLANJUTI MISI KE JERMAN

 

 

Jakarta, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto hari Rabu memanggil Menko Ekuin dan Wasbang, Menko Polkam, Menko Kesra, Menteri Pertambangan dan Energi, Menteri Perindustrian, Menteri Perhubungan, Mensesneg, Menpen , Pangab dan Memud Sekab ke Bina Graha untuk menindaklanjuti hasil-hasil kunjungan Presiden Soeharto ke Jerman .

“Salah satu pembicaraan yang sangat mendalam dalam kunjungan kenegaraan itu adalah pembelian kapal yang menggunakan bantuan Jerman,” kata Menko Ekuin dan Wasbang Radius Prawiro dalam penjelasan kepada wartawan, mengenai pembicaraan Kepala Negara dengan 10 pejabat di Bina Graha tersebut.

Radius yang didampingi Menpen lebih lanjut mengatakan, kapal yang akan dibeli sebanyak lima buah kapal penumpang. Dua dengan bobot masing-masing 14.000 ton dan tiga lainnya berbobot masing-masing 6.000 ton. “Kredit pengadaan ke lima buah kapal penumpang ini 516,6 juta DM berupa kredit campuran yaitu kredit lunak dan kredit ekspor,”tambah Radius.

Ia menambahkan, kredit lunak tersebut sebesar 155 juta DM dengan bunga 0,75% dalam jangka waktu 27 tahun dan tenggang waktu 13 tahun. Sisanya dalam bentuk kredit ekspor dengan bunga yang berlaku di pasar.

Juga dibicarakan mengenai pemesanan kapal keruk dari perusahaan yang dulunya berada di Jerman bagian timur. Tapi karena teknologi perusahaan itu belum semaju Jerman bagian Barat, Indonesia mengusulkan perusahaan yang digunakan adalah yang di Jerman bagian timur, tetapi teknologi dan kredit lunaknya berasal dari Jerman bagian barat “Ini suatu keputusan politis membantu Jerman bagian timur, karena sebenamya Indonesia bisa saja memesan dari tempat lain,”tambah Radius.

 

Investasi Jerman

Selain itu dijajagi juga kemungkinan Jerman melakukan investasi di Indonesia dalam bidang komponen yang diperlukan, negeri itu. Dengan investasi seperti itu, diharapkan neraca perdagangan Indonesia-Jerman yang selama ini surplus bagi Jerman dapat diseimbangkan. (SA)

 

 

Sumber : SUARA PEMBARUAN (11/07/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 109-110.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.