PRESIDEN: PEMBANGUNAN KESEHATAN DIARAHKAN KE DAERAH TERPENCIL

PRESIDEN: PEMBANGUNAN KESEHATAN DIARAHKAN KE DAERAH TERPENCIL

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto mengatakan pembangunan sektor kesehatan harus diarahkan kepada masyarakat di daerah terpencil serta pemukiman kumuh di kawasan perkotaan yang belum menikmati pelayanan kesehatan secara memadai.

Masalah ini dikemukakan Kepala Negara di Istana Negara, Senin ketika membuka rapat kerja kesehatan yang berlangsung hingga 22 Februari. Upacara pembukaan ini dihadiri pula Ditjen WHO Hiroshi Nakajima, Menko Kesra Soepardjo Rustam, Mensesneg Moerdiono.

Presiden berkata, “harus terus kita perbaiki mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kita harus meningkatkan lagi kemampuan teknis dan manajemen tenaga­tenaga kesehatan di semua tingkatan.”

Pengembangan sektor kesehatan memangtelah menghasilkan berbagai hal positif, seperti bertambahnya jumlah puskesmas, semakin banyaknya jumlah obat bermutu yang beredar, penyebaran tenaga medis dan paramedis.

Kepala Negara mengatakan angka kematian bayi ternsmenurun. Pembangunan bidang kesehatan juga mengakibatkan menurunnya angka kesakitan. ”Namun, tantangan yang kita hadapi tidaklah bertambah ringan.”

“Mobilitas dan urbanisasi penduduk akan semakin meningkat. Sikap, perilaku, dan pola penyakit cenderung berubah. Kita ju ga menghadapi hal-hal lain yang merugikan kesehatan seperti dinamika kehidupan yang meningkatkan stres, perusakan alam,” kata Presiden.

Sektor ini juga menghadapi tantangan peningkatan penyalahgunaan obat, kebiasan merokok dan minum alkohol. Penggunaan alat kedokteran canggih mengakibatkan tingginya biaya pelayanan kesehatan, kata Presiden.

 

Ajak masyarakat

Pada pembukaan raker itu Presiden mengajak masyarakat secara aktif ikut menangani bidang kesehatan, karena tidak mungkin hanya pemerintah yang melaksanakannya sendiri.

“Pemerintah tidak mungkin menangani sendiri masalah-masalah pembangunan yang menjangkau bidang-bidang yang sangat luas. Lebih-lebih di bidang kesehatan, ikut sertanya masyarakat terang sangat besar manfaatnya,” kata Presiden

Presiden juga mengingatkan penanganan masalah kesehatan tidak hanya mencakup ha-hal medik. Karena itu, dukungan berbagai instansi pemerintah terkait sangat diperlukan.

Sebelumnya Menkes Adhyatma melaporkan peserta raker sekitar 200 orang ini berasal dari Depkes sendiri, anggota DPR, lembaga swasdaya masyarakat seperti IDI dan IBI, wakil WHO dan UNICEF serta, para pejabat dari berbagai departemen dan lembaga nondepartemen.

Adhyatma melaporkan raker yang akan berlangsung di Ciloto, Jawa Barat akan membahas berbagai rencana dan program kerja tahun anggaran 91/92. Seusai membuka raker ini, Presiden kemudian beramah tamah dengan beberapa peserta.

 

 

Sumber : ANTARA (18/02/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 572-573.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.