PRESIDEN : SEBAGIAN PERKEMBANGAN DI TANAH AIR DI LUAR PERHITUNGAN

PRESIDEN : SEBAGIAN PERKEMBANGAN DI TANAH AIR DI LUAR PERHITUNGAN

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto meminta kepada peserta Kursus Reguler Lemhanas (KRA) untuk menelaah berbagai konsep yang sekarang dianut atau pun yang mungkin perlu dikembangkan, karena telah teijadi berbagai perkembangan penting di tanah air sendiri serta diluar negeri.

“Di dalam negeri, dinamika kehidupan berbangsa dan bemegara bergerak dengan cepat. Sebagian perkembangan itu dapat kita duga dan kita kendalikan, sebagian lainnya berlangsung di luar perkiraan dan perhitungan kita,” kata Kepala Negara di Bina Graha, Kamis.

Ketika menerima para peserta KRA Lemhanas ke-24, Kepala Negara yang didampingi Gubemur Lernhanas Mayjen TNI Sukarto mengatakan perkembangan di tanah air itu harus dikaji secara mendalam, misalnya dengan memahami latar belakang serta dampaknya.

“Bahkan ada hal yang harus sungguh-sungguh kita tekuni untuk dapat memahami latar belakang dan keadaan sesungguhnya, serta dampak selanjutnya,” kata Kepala Negara. Perkembangan itu bisa mempengaruhi strategi bangsa di masa mendatang.

Pada kesempatan itu, Presiden juga berbicara tentang upaya pembangunan selama ini, baik yang berhasil maupun yang mengalami hambatan.

“Namun yang lebih penting adalah bahwa kita tidak ragu-ragu untuk merenungkan keberhasilan, kesalahan dan kegagalan yang pernah kita lakukan. Dengan itu, kita bisa mengambil hikmahnya untuk memperbaiki dan jika perlu menata kembali langkah selanjutnya,” kata Presiden.

 

Konsep Kenegaraan

Kepada para peserta KRA yang akan segera mengakhiri masa pendidikannya, Kepala Negara juga minta mereka untuk mempelajari perkembangan di berbagai negara. “Di suatu kawasan yang amat luas, dewasa ini sedang berlangsung penataan kembali hubungan antara pusat pemerintahan dengan satuan-satuan kenegaraan dan pemerintahan di bawahnya. Di suatu kawasan, tatanan yang amat sentralistik sedang mengalami pelonggaran,” kata Presiden.

Presiden mengharapkan agar para peserta KRA mempelajari berbagai perkembangan itu, karena mereka merupakan kader-kader terbaik, baik dari instansi sipil, maupun militer.

Para perwira dari ketiga angkatan dan Polri itu berpangkat Kolonel atau Brigadir Jenderal. KRA juga diikuti para pejabat dari berbagai departemen dan lembaga nondepartemen serta organisasi kemasyarakatan seperti Persatuan Wartawan Indonesia. Presiden kemudian beramah tamah dengan para peserta KRA itu.

Nampak hadir Sekjen Depparpostel J Parapak serta Waka Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) Giri Suseno. (SA)

 

Sumber :ANTARA (19/12/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 432-433.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.