PRESIDEN SETUJU PEJABAT KB SOVYET BELAJAR DI INDONESIA

PRESIDEN SETUJU PEJABAT KB SOVYET BELAJAR DI INDONESIA

 

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menyetujui keinginan pemerintah Uni Sovyet mengirimkan beberapa pejabatnya untuk mempelajari masalah keluarga berencana di Tanah Air, apalagi sudah ada lembaga internasional yang membiayainya.

Masalah pengiriman tenaga KB Uni Sovyet ke Indonesia itu dijelaskan Kepala BKKBN Haryono Suyono kepada pers setelah melapor kepada Kepala Negara di Jl. Cendana, Senin tentang pelaksanaan program KB selama bulan Mei.

Haryono mengatakan, Korea Utara, Vietnam, PNG dan Pakistan pun telah menyampaikan keinginan mereka untuk mengirimkan para petugasnya untuk mempelajari masalah KB di Indonesia dan kemudian mencoba menerapkannya di negara mereka masing-masing.

Ia mengatakan, sebelum mereka meninggalkan Indonesia, BKKBN akan minta mereka untuk menyampaikan pandangannya tentang pelaksanaan KB di sini termasuk kritik terhadap program itu sendiri.

“Jangan sampai mereka datang hanya untuk mempelajari KB di Indonesia,” kata Haryono. Ia mengatakan, Belanda telah menyatakan kesediaan mereka untuk membiayai latihan tenaga-tenaga KB asing di Indonesia.

Ketika mengomentari laporan Haryono tentang pembahasan para pejabat tentang penyusunan konsep Inpres Bidan di daerah pedesaan, Presiden minta agar konsep itu segera dibahas dan kemudian rancangan keputusan itu disampaikan kepada Kepala Negara.

Presiden baru-baru ini memerintahkan Haryono untuk menjajaki penyusunan sebuah Inpres untuk menyediakan bidan-bidan diberbagai desa untuk mernpercepat pelaksanaan KB di daerah. Penyediaan bidan selama ini dilakukan oleh Depkes. Haryono mengatakan Bappenas, Depkes, serta BKKBN sedang membahas konsep Inpres itu.

 

 

Sumber : ANTARA (29/04/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 33-34.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.