Presiden Soeharto di Harare: JATI DIRI DAN INTEGRITAS NON BLOK PERLU DIPERTAHANKAN
Harare, Kompas
Presiden Soeharto di Harare hari Senin malam (2/12) menyerukan perlu terus dipertahankannyajati diri dan integritas Gerakan Non Blok sebagai kekuatan yang mampu memberikan sumbangan bagi terciptanya tata Dunia baru yang berdasarkan perdamaian, kemerdekaan ,keadilan dan kemakmuran yang lebih merata.
Berbicara pada jamuan kenegaraan oleh Presiden Zimbabwe Robert Gabriel Mugabe dan istri di Hotel Sheraton, Kepala Negara menegaskan ,berbagai perubahan yang cepat danmendasar di dunia dewasa ini,dapat memberikan pengaruh positif bagi terwujudnya tata ekonomi dunia baru yang lebih adil bagi semua bangsa dan semua orang.
Namun demikian, lanjut Kepala Negara, dialog Utara-Selatan yang diharapkan dapat mewujudkan tata ekonomi dunia bam tersebut tidak perlu terlalu banyak diharapkan. Karena itu yang lebih penting sekarang, kata Presiden seperti yang dilaporkan wartawan Kompos Ansel da Lopez dari J Osdar dari Harare semalam, adalah bagaimana memberikan makna yang lebih besar terhadap kerja sama SelatanSelatan yang dapat memberikan sumbangan nyata dan efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara Selatan, sekaligus untuk memberikan bobot pada perundingan-perundingan dengan negara-negara maju.
Diakui, kemampuan negara-negara Selatan memang masih sangat terbatas. Namun betapa-pun kecil kemampuan yang dimiliki, apabila dihimpun dan dipadukan tentu dapat menjadi kekuatan yang berguna bagi kebaikan bersama. Dengan saling bertukar pikiran dan pengalaman, akan dapat diperoleh manfaat yang sebesarbesarnya. Baik untuk memperoleh inspirasi dari keberhasilan-keberhasilan yang dicapai masing-masing bangsa, maupun untuk menghindarkan diri dari kekeliruan atau kegagalan yang pemah dialami.
Untuk itu, menurut Presiden, Gerakan Non Blok yang menjadi salah satu wadah perjuangan bangsa-bangsa yang sedang membangun, mempakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kerja sama tadi. “Untuk itu, kita perlu terus berusaha mempertahankan jati diri dan integritas Gerakan Non Blok,” tegas Kepala Negara. Dalam kaitan itu, Presiden Soeharto sangat mengharapkan kehadiran Presiden Mugabe pada KTT Non Blok di Jakarta, tahun depan.
Disambut Hangat
Presiden Soeharto tiba kemarin Senin (2/12) pukul 09.00 (14.00 WIB), disambut dengan pelukan mesra di tangga pesawat dibandara internasional Harare oleh Presiden Mugabe yang memerintah sejak awal Januari 1988, dan juga menjadi salah seorang pejuang Selatan-Selatan.
Puluhan anak sekolah dengan telanjang dada, bernyanyi-nyanyi dan menari gembira menyambut kedatangan Kepala Negara. Suasana hangat dan akrab benarbenar terasa menyambut kunjungan Presiden Soeharto ke Zimbabwe ini.
Dari bandara, selesai penyambutan resmi dengan upacara militer dan dentuman meriam 21 kali, Kepala Negara langsung melakukan kunjungan ke Balai Kota Harare. Pemandangan kirikanan perjalanan sekitar 15 kilo meter dari bandara menuju ke Balai Kota, memberikesan seolah sedang berada di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah. Di Balai Kota pun, Presiden kembali disambut dengan upacara kebesaran dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Presiden Soeharto yang menerima kunci kota Harare dari Wali Kota Simon Chikwavaire sebagai penghormatan, menilai hal itu sebagai ungkapan persahabatan dan persaudaraan dari rakyat kota Harare terhadap seluruh rakyat Indonesia.
Berpenduduk sekitar 800 jiwa, dan dengan pembangunan yang kelihatan baru mulai dipacu, kota Harare pemah menjadi tuan rumah beberapa peristiwa penting intemasional. Misalnya, KTT Non Blok tahun 1986, Konferensi Sub-Komite Organisasi Persatuan Afrika tahun 1989, dan terakhir pertemuan Kepala-kepala Pemerintahan Negara-negara Persemakmuran pada bulan Oktober lalu.
Terus Berusaha
Pembicaraan resmi antara Presiden dan Mugabe baru akan dilakukan hari Rabu besok. Hari Selasa inikepala Negara akan mengunjungi air terjun Victoria Falls, sekitar satujam penerbangan di utara Harare, dan berlayar di Sungai Zambesi, yang melintas dari Zambia sampai Afrika Selatan.
11 Kepala Negara dan rombongan terbang ke Victona Falls menggunakan pesawat Boeing 737 Zimbabwe.
Sebagai sesama bangsa yang sedang membangun, Presiden semalam mengajak Presiden Mugabe dan seluruh rakyat Zimbabwe untuk terns bernsaha memperluas bidang-bidang kerjasama, khususnya di bidang ekonomi dan sosial demi kemanfaatan dan kemajuan rakyat kedua bangsa. Di samping itu, kedua bangsa perlu terus bergandengan tangan dalam mengusahakan terciptanya perdamaian dunia yang mantap. Sebab, tanpa perdamaian, pembangunan masyarakat akan selalu terganggu.
Zimbabwe yang sebelumnya bemama Rhodesia, memperoleh kemerdekaan penuh dari. lnggris tahun 1980,dan saat itu Mugabe terpilih menjadi perdana menteri. Kunjungan kenegaraan Presiden iniuntuk membalas kunjungan Mugabe ke Jakarta, Juni tahun lalu.
Sumber : KOMPAS (03/12/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 296-298.