PRESIDEN: TINGKATKAN KEGIATAN PROMOSI PARIWISATA
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto minta jajaran Departemen Parpostel serta instansi-instansi terkait meningkatkan lagi kegiatan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri terutama pada pusat-pusat pasar wisata.
Permintaan itu disampaikan Kepala Negara di Istana Negara, Kamis ketika membuka Rapat Kerja Depparpostel dua hari yang diikuti para pejabat departemen ini serta pimpinan berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di lingkungannya. “Selain itu, kita harus terus-menerus memperbaiki pelayanan kepada para wisatawan yang datang dari luar (negeri, Red) agar mereka benar-benar merasa betah disini,” kata Presiden.
Ketika menekankan pentingnya sektor pariwisata terhadap ekonomi nasional, Presiden mengemukakan bidang kepariwisataan menyangkut mata rantai yang sangat panjang, mulai dari perhotelan, restoran, angkutan sampai kepada pembuatan kerajinan oleh pengrajin.
“Dalam arti ini, kegiatan kepariwisataan bersifat padat karya dan sekaligus menjadi penyebar pemerataan pembangunan. Perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan merupakan arah utama garis pembangunan yang sedang kita tempuh,” kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan, karena laju pembangunan di berbagai bidang akan dipercepat di masa datang, maka pengembangan sektor pariwisata perlu dipacu agar lebih banyak devisa yang bisa diperoleh dari para wisatawan, khususnya dari luar negeri.
Telkom
Ketika berbicara tentang pembangunan sektor telekomunikasi dan pos, Presiden mengatakan Pemerintah memang telah berusaha mempercepat laju pertumbuhan sektor ini.
Namun ternyata masih lebih banyak yang harus dilakukan untuk mewujudkan pemerataan, kata Kepala Negara.
“Kita menyadari bahwa untuk itu diperlukan biaya sangat besar. Anggaran negara yang tersedia sangat terbatas. Karena itu kita hams mencari jalan keluamya. Karena itu pula, kita perlu memanfaatkan kemampuan masyarakat melalui pola bagi hasil,” kata Presiden.
Berdasarkan sistem ini, maka pengusaha swasta baik nasional maupun asing mendapat kesempatan untuk membangun jaringan telepon yang kemudian dioperasikan Perumtel.
Keuntungan swasta diperoleh melalui pembagian dari hasil penggunaan sarana telepon itu.
Presiden mengatakan, dengan membangun berbagai alat telkom itu, maka diharapkan akan tersedia sarana yang handal bagi baik sektor ekonomi maupun pemerintahan.
Seusai membuka raker dua hari ini, Presiden beramah tamah dengan beberapa para pejabat baik dari departemen maupun pimpinan BUMN di lingkungan Depparpostel.
Sumber : ANTARA (05/09/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 693-694.