SOLIDARITAS OPEC JANGAN BERLANDASKAN PERBEDAAN CADANGAN

SOLIDARITAS OPEC JANGAN BERLANDASKAN PERBEDAAN CADANGAN

 

 

Jakarta, Antara

Menteri Perminyakan dan Sumber Alam Arab Saudi Hisham M. Nazer berpendapat upaya memupuk solidaritas di tubuh OPEC tidak boleh dilandasi pertimbangan besar kecilnya cadangan minyak yang dimiliki masing-masing anggota organisasi itu.

“Kita tak bisa mengubah (besarnya kekayaan cadangan minyak mentah) karena itu di berikan oleh Tuhan,” kata Hisham Nazer menjawab pertanyaan wartawan setibanya dia di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis siang.

Hisham Nazer beserta anak-anak dan isterinya, Dr. Amira H. Badawi, serta sejumlah pejabat perminyakan Arab Saudi lainnya berada di Indonesia selama empat hari meliputi “kunjungan-kunjungan wisata” ke kawasan Puncak, Jawa Barat, Yogyakarta, Borobudur dan Bali.

Sekalipun demikian, acara utama Hisham Nazer selama berada di Indonesia ialah pembicaraan dengan Presiden Soeharto, hari Sabtu, di Jakarta.

Arab Saudi saat ini memiliki kekayaan cadangan minyak mentah terbesar di dunia, 255 miliar bareI, dibandingkan negara-negara anggota lainnya, antara lain Aljazair (9,2 miliar), Nigeria (16 miliar), Ekuador (1,6 miliar) atau bahkan Gabon yang tinggal 0,7 miliar barel.

Negara-negara Teluk pada umumnya memiliki kekayaan cadangan antara 92-100miliar barel.

Dalam tubuh OPEC, negara-negara yang memiliki cadangan besar, dan yang membuat mereka mampu untuk memproduksi harian tanpa batas, selalu “mengungkit” masalah besarnya jumlah cadangan dalam kaitannya dengan besamya “kuota seharusnya” bagi masing-masing anggota.

Kuota produksi OPEC dewasa ini 22,5 juta barel per hari (b/h) yang tercapai dalam pertemuan OPEC terakhir menjelang akhir tahun lalu di Wina. Sekalipun demikian, sumber-sumber industri memperkirakan tingkat produksi kini sudah mencapai antara dua sampai tiga juta b/h di atas itu.

 

Tanpa Agenda

Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita mengatakan kunjungan Menteri Hisham tanpa “agenda yang berstruktur” (pembicaraan tertentu), dan pembicaraan akan berlangsung dalam “semangat persaudaraan.”

Walaupun demikian, dalam pembicaraan-pembicaraan yang berlangsung akan dibahas segala hal yang memungkinkan kerjasama kedua belah pihak, kata Menteri Ginanjar yang didampingi pula oleh Direktur Utama Pertamina F.Abda’ oe.

Dikemukakan, kemungkinan pembahasan mencakup pembicaraan kembali mengenai rencana kerjasama dalam bidang pengilangan antara Indonesia denganArab Saudi, yang sebelumnya pemah dibicarakan.

Menteri Hisham dalam kunjungannya ini disertai pula oleh Ali Al-Nai’imi, pimpinan perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco.

Tamu dari Arab Saudi itu akan meninggalkan Indonesia dari Bandara Ngurah Rai, Bali, Senin pagi.

 

 

Sumber : ANTARA (18/01/1990)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 71-72.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.