Tajuk Rencana: MUHIBAH PRESIDEN KE NEGARA-NEGARA SAHABAT

Tajuk Rencana: MUHIBAH PRESIDEN KE NEGARA-NEGARA SAHABAT

 

 

Jakarta, Angkatan Bersenjata

SELASA 19 November ini Presiden Soeharto bertolak dari bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, untuk bermuhibah 25 hari ke negara-negara sahabat di Amerika Latin dan Afrika. Yang dikunjungi dalam muhibah presiden terlama dibandingkan dengan kunjungannya ke luar negeri sebelum ini adalah Meksiko, Venezuela, Zimbabwe, Tanzania dan Senegal.

Muhibah ke negara-negara sahabat itu adalah untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial seperti tertulis dalam Pembukaan UUD 45. Sarana untuk mencapainya adalah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif

Kunjungan ke negara-negara sesama anggota Kelompok-15 negara Selatan dengan Indonesia itu bertujuan untuk meningkatkan kerjasama pembangunan dan perdagangan. Tujuan lain adalah untuk membalas kunjungan presiden negara-negara itu ke Indonesia di masa silam. Lewat pertemuan dengan presiden negara-negara sahabat itu kepala negara kita hendak bertukar pikiran, memperdalam saling pengertian, mempererat persahabatan dan meningkatkan kerjasama antara negara­negara dan bangsa-bangsa.

Meksiko cukup populer di Indonesia karena hubungan persahabatan dengan bangsa itu sudah berlangsung lebih dari 30 tahun. Di Jakarta ada sekolah Meksiko, ada restoran-restoran Meksiko yang dibuka oleh pengusaha Indonesia sedang para pemusik Indonesia membentuk band-band Meksiko lengkap dengan pakaian cowboynya dan topi sombrero yang bertepi Iebar. Kita tentu ingin Indonesiajuga populer di negara itu.

Untuk mencapainya penting sekali kunjungan presiden Indonesia ke sana. Keinginan tokoh-tokoh Meksiko di negeri iniyang beberapa kali diberitakan koran ini agar hubungan dagang kedua negara ditingkatkan pas benar dengan gerakan peningkatan ekspor nonmigas kita. Pokoknya bertemu ruas dengan buku. Tinggal lagi mengusahakan pelaksanaannya seintensif mungkin, agar selain sama-sama menguntungkan kedua belah pihak dapat pula menjadi contoh bagi negara-negara berkembang dalam meningkatkan kerjasama Selatan-Selatan.

Meksiko adalah negara industri baru yang bersama Amerika Serikat dan Kanada akan membentuk pasar bersama. Berfungsinya pasar bersama ini nanti tentu akan mempercepat laju industrialisasi dan perdagangan Iuar negeri Meksiko. Tukar fikiran yang akan dilakukan Presiden Soeharto dengan tuan rumahnya Presiden Carlos Salinas de Gortari akan bermanfaat untuk mendalami pengetahuan tentang pasar bersama itu dan meningkatkan perdagangan kedua negara. Juga berguna untuk mengetahui kiat negara itu untuk melepaskan diri dari belitan utang luar negeri,sedang di lain pihak perbankan Indonesia yang terlanjur banyak menarik offshore loan akan memperberat beban negara kita dalam melunasi kredit luar negeri.

Malam terakhir di Meksiko presiden dan rombongan akan menginap di Cancun kota bersejarah tempat berlangsungnya dialog Utara-Selatan tahun 1980 yang sejak itu terhenti sampai sekarang. Menurut program kerja Kelompok 15 dialog Utara­Selatan itu akan dihidupkan kembali dalam rangka mewujudkan tata ekonomi dunia baru.

Dari Meksiko presiden akan terbang ke Caracas, Venezuela, selain untuk membalas kunjungan mantan Presiden Z. Luchinchi dan nyonya ke Indonesia tahun 1988juga untuk menghadiri KIT Kelompok-15.Negara-negara anggota Kelompok-15 berasal dari empat benua, yaitu: Aljazair, Argentina, Brazil, India, Indonesia. Jamaica, Malaysia, Meksiko, Mesir, Nigeria, Peru, Senegal, Venezuela, Yugoslavia dan Zimbabwe.

Dari Venezuela presiden akan singgah di Los Palmas Spanyol sebelum ke Zimbabwe negeri Presiden Mugabe yang tahun lalu berkunjung ke Indonesia. Setelah berada di Zimbabwe 2-3 Desember, dikunjungi Tanzania 5-8 Desember, selanjutnya ke Senegal dari 8-13 Desember. Di Dakar Senegal presiden akan menghadiri KTT OKI (Organisasi Konperensi Islam). KTT OKI VI ini adalah yang pertama dihadiri Presiden Soeharto yang sekaligus memirnpin delegasi Indonesia.

Mudah-mudahan kunjungan presiden membuahkan hasil-hasil positif secara timbal balik antara Indonesia dan negara-negara sahabat itu, terutama untuk melanjutkan pembangunan di era informatika dan globalisasi dengan kesulitan-kesulitan dan ekses­ekses yang menyertainya sertauntuk menyukseskan KTT Non Blok di Indonesia tahun depan dan posisi Indonesia sebagai Ketua Gerakan Non Blok selama tiga tahun yang bertanggung-jawab menyesuaikan gerak langkah Non Blok dengan perubahan­perubahan yang dibawa era informatika dan globalisasi.

 

 

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (19/11/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 186-188.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.