MEKSIKO INGIN TAHU CARA INDONESIA KEMBANGKAN EKONOMINYA

MEKSIKO INGIN TAHU CARA INDONESIA KEMBANGKAN EKONOMINYA

 

 

Jakarta, Angkatan Bersenjata

Dalam kunjungan Presiden Soeharto nanti ke Meksiko, pemerintahnya ingin mendengar tentang cara Indonesia memelihara momentum pertumbuhan ekonominya, kata seorang pejabat tinggi Meksiko pada Kementerian Luar Negeri Meksiko, Jumat (15/11).

Presiden dan Ibu Tien Soeharto, menurut rencana mengadakan kunjungan ke Meksiko atas undangan Presiden Meksiko, Carlos Salinas de Gortari dari tanggal 21- 24 Nopember 1991. Ini merupakan bagian kunjungan Kepala Negara terlama ke luar negeri yang berlangsung dari tanggal 19 Nopember sampai 14 Desember 1991.

Pada hari pertama kunjungan Kepala Negara RI, kata Direktur Pasifik Kemlu Meksiko, Rafael Mijares Ferreiro, kedua pemimpin akan bertukar pikiran dan saling mengemukakan apa-apa yang telah mereka kerjakan dalam memajukan pembangunan nasionalnya.

Kedua negara, katanya, sama-sama negara berkembang yang sedang menjalankan upaya modemisasi. Keduanya sama-sama melancarkan program pembaharuan ekonomi, seperti deregulasi dan swastanisasi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Ia mengakui, Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan ekonominya dan tetap dalam keadaan stabil.

Bagaimana cara Indonesia memelihara momentum pertumbuhannya itu adalah merupakan salah satu hal yang ingin didengar Meksiko dalam kunjungan Presiden Soeharto, kata Ferreiro, di Kota Meksiko.

Ia melihat kunjungan Kepala Negara Rl itu akan membuka era baru hubungan antara kedua negara yang akan diisi dengan kerjasama konkrit.

“Kami sangat menantikan kunjungan tersebut,” katanya, seraya mengingatkan bahwa kedua negara sebenarnya sudah lama punya hubungan baik, yakni sejak 1961. Ketika Indonesia membuka Kedutaan Besar di Kota Meksiko, disusul pula dengan kunjungan resmi Presiden Soekarno.

Presiden Adolfo Mateos Lopez, waktu itu membalas kunjungan tersebut beriringan dengan pembukaan Kedutaan Meksiko di Jakarta. Sejak itu, katanya, hubungan kedua negara berjalan tanpa gangguan karena memang tidak ada masalah yang mengganggu hubungan keduanya. Kedua negara sama-sama terlibat dalam isu-isu internasional.

Tapi hubungan yang sudah ada itu, menurut dia, harus ditingkatkan dan diisi dengan kerjasama nyata, terutama  di bidang ekonomi. Ia tidak mengatakan bagaimana seharusnya bentuk kerjasama itu. Tapi yang jelas, pemerintah hanya bersifat membuka jalan dan merangsang saja dan membiarkan swasta lebih aktif Ferreiro juga melihat bahwa kedua negara punya kelebihan masing-masing yang bisa dipertukarkan.

Misalnya, Meksiko punya teknologi di bidang industri besi baja yang bisa bermanfaat bagi Indonesia. Sebaliknya, Indonesia maju di bidang Keluarga Berencana (KB) yang tentu akan bermanfaat pula bagi rakyat Meksiko.

Menurut dia, banyak sektor di mana kedua negara bisa melakukan kerjasama ekonomi dan teknik. Tapi yang terpenting dilakukan terlebih dahulu adalah saling mengenal secara baik dan mendalam. Itulah salah satu tujuan pertemuan antara kedua negara Presiden, ujarnya.

Sesudah itu harus segera dilanjutkan dengan kegiatan mengidentifikasi sektor-­sektor yang bisa digarap melalui kerjasama praktis.

Dalam bidang kerjasama teknik, katanya, Meksiko akan mengirimkan dosen­ dosen bahasa Spanyol ke Indonesia, serta mendorong munculnya para sponsor bagi penerimaan tenaga-tenaga teknis Indonesia berlatih di Meksiko.

 

Pasifik

Rafael Ferrciro mengatakan, Meksiko sangat berterima kasih pada Indonesia atas dukungannya bagi keanggotaan Meksiko dalam Dewan Kerjasama Pasifik (PCC).

Meksiko menyadari sepenuhnya masa depan perekonomian di Pasiftk yang sangat dinamik, ujarnya. Sebagai sebuah negara berpantai Pasiflk, Meksiko ingin ikut aktif, tuturnya.

Dalam perkembangan ekonomi di Pasiflk itu, menurut dia, ASEAN (Indonesia juga anggotanya) punya peranan penting. Karena itu Meksiko dengan penuh perhatian mengikuti perkembangan ASEAN.

Tentang perjanjian perdagangan bebas Meksiko dan Amerika yang direncanakan itu, Ferreiro mengatakan, tidak akan merupakan sebuah blok dagang yang tertutup bagi hubungan dagang dengan negara lain.

Begitu juga kerjasama ekonomi Meksiko dengan beberapa negara Amerika Latin lainnya tidak akan menghalangi Meksiko mengadakan kerjasama dengan negara lainnya. (SA)

 

Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (18/11/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 461-463.

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.