MEKSIKO INGIN TINGKATKAN KERJASAMA BIDANG TEKSTIL
Meksiko, Suara Karya
Meksiko mengharapkan dukungan Indonesia untuk mengembangkan industri tekstilnya, karena negara itu kini kewalahan menghadapi impor tekstil dari Amerika. Setelah Meksiko menempuh kebijakan perdagangan bebas belum lama ini serbuan tekstil impor dari AS, kini telah mengakibatkan sekitar 90 pensen industri tekstil Meksiko dalam keadaan “colaps” karena produknya tidak mampu bersaing.
Keinginan Meksiko itu diungkapkan dalam pertemuan tingkat menteri Ekonomi Indonesia-Meksiko yang dilakukan dalam rangkaian kunjungan Presiden Soeharto.
Wartawan Suara Karya, Agustianto dari Meksiko melaporkan, Presiden Soeharto memang menawarkan suatu pengembangan kerjasama teknik dengan Meksiko sebagai kerjasama antara sesama negara berkembang. Dalam kerjasama teknik itu Indonesia telah berhasil merangkul 65 negara untuk melakukan kerjasama meliputi bidang-bidang pekerjaan umum, keluarga berencana, pertambangan, petemakan, perindustrian, penerangan dan berbagai bidang lainnya.
Ajakan peningkatan kerjasama teknik itu disampaikan Presiden Soeharto dalam sambutan padajamuan malam kenegaraan yang diselenggarakan Presiden Meksiko, Carlos Salinas de Gortari untuk menghormati kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto, Kamis malam (Jum’at siang WIB red) di Istana Los Pinos, Mexico City.
Presiden Meksiko dalam sambutan pada jamuan malam itu, menyatakan bahwa negaranya sudah menyiapkan diri untuk ikut serta secara lebih aktif dalam dinamika bagi dunia yang lebih intedependen dan multipolar. “Kami mencari diversifikasi pasaran kita, tidak ingin membentuk blok-blok yang tertutup bagi penukaran perdagangan,” katanya.
Menko Ekuin, Radius Prawiro yang memimpin tim perundingan ekonomi Indonesia dengan Meksiko mengemukakan, negara itu ingin menggunakan kemajuan Indonesia di bidang industri tekstil untuk mengubah posisi Meksiko dari pengimpor menjadi pengekspor tekstil ke pasaran Amerika Utara. Kemajuan tekstil Indonesia dapat dipadukan dengan ketersediaan tenaga kerja murah di Meksiko untuk memenangkan persaingan perdagangan tekstil di pasar internasional.
Indonesia menurut Menko Ekuin dapat memahami keinginan Meksiko itu, namun sebelum melangkah lebih jauh terutama dalam masalah tekstil, perlu dipelajari berbagai aspek untuk menghadapi kemungkinan kendala “Certificate of origin” (Surat keterangan asal barang).
Dalam masalah perdagangan secara umum, Indonesia memandang Meksiko memiliki potensi cukup besar karena berada dalam wilayah Amerika Utara yang berpenduduk 360 juta jiwa dengan GNP 6 trilyun dolar AS. Dalam wilayah itu terdapat Amerika Serikat dan Canada. Dipandang dari sudut GNP menurut Radius Prawiro, kawasan Amerika Utara itu sangat potensial. Ini jika dibandingkan dengan wilaya Eropa Barat den gan GNP 4,2 trilyun dolar AS dan Jepang 2,8 trilyun dolar AS.
Namun secara khusus dalam perdagangan dengan Meksiko, selama ini Indonesia hanya menikmati nilai perdagangan hanya menikmati nilai perdagangan sekitar 100 juta dolar AS setahun. Nilai itu antara lain yang terbesar hanya ditunjang oleh ekspor Indonesia dalam mata dagangan karet dan kayu lapis.
Dubes RI untuk Meksiko, David Napitupulu menambahkan Meksiko kini mulai tertarik untuk mengimpor minyak kelapa sawit dan berbagai produk industri lainnya.
Sebaliknya Meksiko juga ingin mengekspor peralatan pengeboran minyak yang belum dapat diproduksi Indonesia serta berbagai suku cadang kendaraan bermotor. Mereka menjanjikan harganya cukup bersaing dengan teknologi yang cukup maju.
Selain masalah ekonomi juga dilakukan pembicaraan masalah politik pada tingkat Menteri. Dari pihak Indonesia Menlu Ali Alatas yang memimpin pembicaraan itu mengungkapkan, sikap Meksiko dalam banyak hal selalu sejalan dengan Indonesia.
Negara itu, katanya, walau bukan anggota gerakan Non Blok, sikap politik luar negerinya selalu sejalan dengan keinginan Non Blok. Demikian juga dalam masalah perminyakan, walaupun Meksiko bukan anggota OPEC, langkah yang diambil selalu tidak bertentangan dengan keinginan OPEC.
Dalam masalah TimorTinmr, Meksiko selama ini berada di pihak lawan politik Indonesia. Namun sejak tahun 1982, Meksiko dalam posisi itu selalu mengambil sikap diam. Menlu Ali Alatas mendengar konfmnasi baru dari Meksiko yang menyebutkan jika sampai tahun depan masalah Timtim masih menjadi pembicaraan di tingkat PBB, negara itu akan mengambil sikap yang menguntungkan Indonesia. Namun sikap apa yang akan diambil Meksiko itu, tidak diuraikan, kata Ali Alatas.
Di Meksiko
Kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto dan Ibu Tien yang dimulai sejak tiba pada Kamis pagi pukul 10.00 (23.00 WIB) mendapat sambutan hangat dari masyarakat di Meksiko. Penyambutan resmi dilakukan dengan kebesaran militer di Istana Nasional oleh Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari.
Istana yang terdiri dari 3 lantai dengan alun-alun seluas sekitar 600 m2 di tengahnya itu, merupakan peninggalan Raja suku bangsa Azteca yang berkuasa antara tahun 1520-1523 M.
Usai penyambutan resmi kedua kepala negara melakukan pembicaraan selama sekitar 1 jam. Hasil-hasil pembicaraan itu sampai berita ini diturunkan belum diperoleh. Padatnya acara selama kunjungan Presiden di Meksiko serta perbedaan waktu minus 13 jam dengan WIB sangat melelahkan seluruh rombongan, sehingga Presiden dan para menteri memerlukan waktu istirahat yang cukup. Cuaca yang cukup dingin sekitar 5-13 derajat Celcius serta tipisnya oksigen di kota Meksiko yang berada di ketinggian 2.240 m sangat mempengaruhi daya tahan tubuh.
Dalam hari kedua kunjungan Presiden ke Meksiko dalam rangkaian 6 hari, Presiden hari Jum’at (Sabtu wib) melakukan penghormatan kepada pahlawan Meksiko yang gugur di Tugu Pahlawan Altar A La Patria di dalam kota Meksiko. Selanjutnya Presiden akan menerima kunci kota Meksiko sebagai lambang kerelaan warga kota itu atas kedatangan Presiden Soeharto. Kunci kota akan diserahkan oleh Gubernur Kota Meksiko, Manuel Camacho Solis.
Kota Meksiko yang keadaannya tidak lebih baik dari Jakarta berpenduduk sekitar 16 juta jiwa. Namun menurut perhitungan resmi pemerintah kota, penduduk pada siang hari melonjak jumlahnya menjadi sekitar 21 juta jiwa akibat penduduk di sekitar kota metropolitan itu masuk ke dalam kota untuk bekerja. Luas wilayah kota Meksiko tercatat 1.483 km3 dan terbagi dalam 16 walikota.
Kunjungan Presiden di Kota Meksiko akan berakhir sampai Sabtu pagi (Sabtu malam wib) dan akan dilanjutkan ke kota Cancun di tepi laut Karibia yang masih berada di wilayah Meksiko.
Sumber : SUARA KARYA (23/11/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 470-473.