PEMBANGUNAN BUKA PELUANG BANGKITNYA POTENSI MASYARAKAT
Jakarta, Suara Karya
PRESIDEN SOEHARTO menilai sepanjang tahun 1989 stabilitas ekonomi dapat dipelihara secara mantap. Kemantapan stabilitas ekonomi ini menunjang perkembangan ekonomi yang sehat dan mendorong gerak laju pembangunan. Dalam pidato akhir tahun 1989 yang disiarkan RRI dan TVRI, Minggu malam, Kepala Negara menyatakan, “Yang tidak kalah penting , adalah stabilitas ekonomi itu memberi perasaan tenteram karena masyarakat tidak dikejar-kejar oleh rasa waswas, bahwa barang-barang akan menghilang, masyarakat tidak dihantui kekhawatiran bahwa harga-harga akan melonjak.”
Penerimaan negara juga meningkat, terutama yang bersumber dari penerimaan sektor nonmigas. Disamping itu, kemampuan dan kesadaran membayar pajak telah bertambah besar. Perkembangan ini menunjukkan adanya kemajuan ekonomi secara nyata.
Ekspor nonmigas juga meningkat. Yang sangat membesarkan hati adalah bagian terbesar dari hasil ekspor nonmigas dari sektor industri. Hal ini menunjukkan bahwa tekad untuk membangun industri makin mencapai tujuan.
Perkembangan pertanian juga membesarkan hati. Tingkat swasembada beras dapat dimantapkan dan pembangunan pertanian lainnya bertambah luas.
Peluang
Kepala Negara mengemukakan, pembangunan membuka peluangpeluang baru bagi bangkitnya potensi-potensi dan prakarsa-prakarsa masyarakat. Ada kelompok yang telah lebih siap dan lebih mampu memanfaatkan peluang-peluang baru itu. Mereka tumbuh makin besar dan makin kuat. Ada pula kelompok-kelompok yang belum siap dan belum dapat mengembangkan kemampuannya.
Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melihat perkembangan baru dengan hati yang jernih dan juga pikiran yang jernih. Perkembangan baru itu memang belum pemah dikenal dan dialami sebelumnya. Perkembangan baru tersebut merupakan buah kemajuan yang dicapai.
“Pegangan kita adalah agar semua kekuatan ekonomi kita itu memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, seperti yang menjadi semangat UUD ’45. Yang besar tidak perlu kita tahan perkembangannya, karena yang besar dapat kita gunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita,” kata Presiden.
Yang masih kecil dan belum mampu, menurut Presiden, diberi dorongan terus menerus agar menjadi lebih besar dan lebih mampu. Pemerintah memikul kewajiban dan tanggung jawab untuk memberi arah agar semua kekuatan ekonomi, yang besar dan yang menengah maupun yang kecil, milik negara ataupun usaha swasta dan koperasi dapat menjadi kekuatan ekonomi nasional yang saling menunjang dan saling menghidupi, demi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pemerataan pembangunan, kata Presiden, memang merupakan salah satu soko guru strategi pembangunan, yang ditunjang dengan bantuan Inpres Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II dan desa.
Politik
Sementara itu, menurut penilaian Kepala Negara, perkembangan politik, keamanan dan sosial tahun ini juga melegakan hati. Dinamika politik dan dinamika sosial dapat disalurkan, sehingga stabilitas nasional tetap dapat dimantapkan dan persatuan serta kesatuan bangsa dapat diperkukuh. Kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan mengembangkan dinamikanya sendiri dalam dinamika nasional. “Setelah kita semua menegaskan Pancasila sebagai satu-satunya asas, kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan makin hari makin menemukan kemandiriannya sendiri,” ujar Presiden.
Semuanya itu merupakan bagian yang sangat penting dalam pemantapan kerangka landasan di bidang politik dan sosial, menjelang tahap tinggal landas nanti.
Walaupun di sana-sini muncul tindak-tindak kriminalitas baru, namun secara nasional keadaan keamanan telah membuat kehidupan masyarakat terasa tenteram.
Tugas Besar
Mengenai keadaan dasawarsa mendatang, Presiden menyatakan, terkandung tugas besar, karena dalam dasawarsa itu akan mulai memasuki proses tinggal landas. “Dasawarsa yang akan datang akan menutup sejarah perjalanan peradaban manusia yang sangat panjang, ialah berakhirnya abad ke-20 dan berawalnya zaman baru abad ke-21,” katanya.
Tahun-tahun yang akan datang bangsa Indonesia akan memasukinya dengan kepercayaan diri yang besar, karena di tahun yang lampau umumnya dan tahun 89 khususnya dicapai kemajuan-kemajuan penting dalam berbagai bidang. “Tekad kita adalah menggunakan semua hasil dan pengalaman bersama di tahun-tahun yang telah kita lewati untuk menyongsong tugas-tugas besar di tahun-tahun yang akan datang,” kata Presiden.
Presiden mengingatkan, makin maju perjalanan pembangunan bangsa akan makin banyak tantangan baru yang harus dihadapi dan makin banyak masalah yang harus ditangani. “Apa yang dulu kita anggap sebagai sukses, sekarang dan kelak bisa kita pandang sebagai hal yang biasa-biasa saja, apa yang dulu kita anggap sudah baik, sekarang dan kelak kita menganggap harus lebih baik lagi,” tambah Kepala Negara.
Luar Negeri
Menyinggung masalah luar negeri, Presiden menyatakan, tahun 1989 terjadi perubahan-perubahan mendasar di berbagai kawasan. Semua berharap, perubahan-perubahan itu membawa umat manusia ke arah kehidupan yang lebih tenteram, lebih damai dan lebih aman.
Peredaan ketegangan dunia mudah-mudahan dapat memindahkan dana-dana luar biasa besarnya yang selama ini digunakan untuk membuat senjata-senjata pemusnah menjadi dana-dana bagi pembangunan umat manusia yang masih hidup dalam penderitaan, kelaparan, penyakit dan ketidaktahuan.
“Dengan tekad dan harapan baru , saya sampaikan selamat Tahun Baru 1990 kepada semua keluarga Indonesia, kepada Saudara-Saudara semua,” demikian Presiden.
Sumber : SUARA KARYA (02/01/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 239-242.