Presiden di Tanzania BERBAGAI PROYEK KONKRET DISEPAKATI BERSAMA
Dar Es Salaam, Kompas
Berbagai proyek konkret disepakati bersama antara Presiden Soeharto dan Presiden Tanzania Ali Hassan Mwinyi dalam pembicaraan mereka di Dar Es Salaam, hari Jum’at kemarin (6/12), termasuk dipelajari kemungkinannya lebih Ianjut. Hal serupa juga terjadi pada pembicaraan paralel tingkat menteri.
Sebagai payung untuk melindungi berbagai kemungkinan proyek kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan dan teknik itu, hari Sabtu ini (7/12) kedua Menlu akan menanda-tangani sebuah perjanjian kerja sama.
Demilian Menko Elruin Radius Prawiro, Mensesneg Moerdiono serta Menlu Ali Alatas dalam penjelasan bersama kepada pers, yang dilaporkan wartawan Kompas Ansel da Lopez dan J Osdar dari Dar Es Salaam semalam.
Dijelaskan, Presiden Mwinyi sangat mengharapkan investasi Indonesia di Tanzania. Untuk itu, menurut Moerdiono, Presiden Soeharto mengatakan bahwa Indonesia sendiri masih kesulitan di bidang investasi. Tetapi apabila ada bidang-bidang yang memungkinkan, maka dapat dilakukan melalui usaha patungan.
Indonesia juga diharapkan dapat memperluas pemasarannya pakaian jadinya ke Tanzania, mengingat Tanzania baru menggunakan 25 persen kuotanya. Tanzania mengharapkan pula Indonesia dapat membagi pengalaman di bidang pertanian serta pengetahuan dalam pengolahan gas dan minyak bumi, dan dalam membuat perjanjian bagi hasil, serta pengalaman dalam peningkatan produksi pangan.
Menurut Radius, Tanzania dalam waktu dekat ingin mengirim petaninya untuk magang di Indonesia, melihat sendiri cara petani di sini bertani dan meningkatkan produksinya melalui penggunaan pupuk secara efisien. Tentang biayanya Radius mengatakan, Indonesia bersedia menjamu dalam rangka kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama teknik luar negeri. Kecuali para petaninya, juga akan dikirim para ahlinya untuk mengadakan penelitian cara menghasilkan bibit unggul.
Bukan hanya pertanian pangan yang diminati Tanzania, tapi juga penanaman kelapa sawit dengan sistern PIR. Indonesia juga diharapkan dapat mensuplai pupuk secara teratur kepada Tanzania. Lebih dari itu, Tanzania bahkan mengharapkan pengalaman Indonesia mendirikan pabrik pupuk. Dalam waktu mendatang mereka ingin punya pabrik pupuk sendiri mengingat di Tanzania juga diketemukan gas. Untuk itu dalam waktu dekat akan mengirim tenaga ahlinya ke Indonesia.
Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan volume perdagangannya mengingat saat ini baru mencapai empat juta dollar AS setahun (paling rendah), dan paling tinggi 10 juta dollar AS. Menurut Mensesneg Moerdiono, Presiden menjanjikan bahwa peningkatan volume perdagangan tersebut akan dilakukan berdasarkan sistem imbal beli.
Tanzania diharapkan dapat mensuplai kebutuhan kapas ke Indonesia, mengingat negeri itu merupakan salah satu produsen kapas terbesar, sebanyak 500.000 bal per tahun. Sedangkan Indonesia mengekspor tekstil senilai Rp 4 milyar-setahun sehingga masih ada ketergantungan akan kebutuhan kapas dari luar.Sebaliknya,para pengusaha Indonesia diharapkan dapat membantu cara-memproduksi benang tenun di Tanzania.
Posisi penting Hubungan diplomatiknya dengan Indonesia dimulai sejak tahun 1964, langsung pada tingkat kedutaan besar. Hanya saja Kedubes Tanzania masih dirangkap dan berkedudukan di India, mengingat mereka masih kesulitan keuangan.
Berbagai kemungkinan peningkatan kerja sama dengan Tanzania, oleh Indonesia dianggap penting karena negara itu merupakan salah satu negara kunci di 12 negara di Benua Afrika karena bobot politiknya yangjuga selalu konsekuen.
Paling tidak terhadap 12 negara yang dalam kerja sama negara-negara Afrika. Tanzania juga merupakan salah satu negara digaris depan melawan Afrika Selatan, yang semuanya menganut sistem perdagangan bebas.
Karena itu menurut Menlu Ali Alatas, kunjungan Presiden Soeharto ke Tanzania ini sangat penting untuk lebih memperdalam hubungan kerja sama yang sudah terjalin selama ini. Secara politis, berbagai proyek kemungkinan kerja sama perlu, dilakukan tanpa, memperhitungkan dulu kepentingan jangka pendeknya.
Dari segi letaknya, Tanzania juga memiliki posisi penting karena merupakan pintu gerbang masuk ke delapan negara Afrika di sekitamya, yang umumnya tidak punya pelabuhan karena merupakan negara daratan yang tidak punya laut. Ini sekaligus dapat menjajikan negeri itu sebagai pintu gerbang penanaman modal asing ke negara-negara lain di sekitamya.
Menurut Moerdiono, Presiden Soeharto atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia mengucapkan selamat kepada Presiden Ali Hassan Mwinyi alas peringatan Hari Kemerdekaan ke-30 Republik Tanzania, hari Minggu 8 Desember besok.
Sumber : KOMPAS (07/12/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 491-493.