PRESIDEN: GERAKAN NON BLOK HARUS TETAP PERTAHANKAN JATI DIRINYA
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto mengajak para kepala pemerintahan dan kepala negara anggota Gerakan Non Blok untuk tetap mempertahankan jati diri serta identitas kelompok ini, terutama dalam menghadapi berbagai perubahan mendasar di dunia.
Ajakan itu dikemukakan Kepala Negara di Istana Negara, Rabu malam pada acara santap malam untuk menghormati Presiden Sudan Omar Hassan Ahmad al Bashir yang tiba di Jakarta Rabu siang.
Presiden mengatakan, perubahan mendasar yang terjadi dalam dunia akan berpengaruh besar terhadap percaturan politik internasional, dan suasana perang dingin yang dahulu mewamai situasi politik internasional akan beralih ke bidang ekonomi.
Dalam suasana seperti itu, kata Presiden, negara-negara yang sedang membangun perlu meningkatkan kerja sama untuk menggalang solidaritas sehingga bisa mengatasi berbagai masalah.
“Gerakan Non Blok yang masih menjadi salah satu wadah perjuangan bangsa yang sedang membangun merupakan sarana yang tepat untuk meningkatkan kerja sama itu,” kata Presiden kepada tamunya yang akan berada di Indonesia hingga tanggal 21 September.
Kepala Negara mengatakan pula, Gerakan Non Blok merupakan kekuatan yang mampu memberikan sumbangan besar bagi terciptanya tata dunia bam berdasarkan perdamaian, kemerdekaan, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata.
Karena itu, Indonesia mengharapkan Presiden Sudan dapat menghadiri Konperensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok yang dijadwalkan berlangsung di Jakarta tahun 1992.
Sebelum acara jamuan makan malam, yang juga dihadiri lbu Tien Soeharto, Wapres Sudharmono SH dan Ketua MPR/DPR Kharis Suhud berlangsung, kedua presiden saling bertukar cendera mata.
Presiden Soeharto menerima gading yang berukir sepuluh gajah yang sedang beriringan, dan menyerahkan keris serta bahan kemeja dari batik kepada tamunya itu.
Persamaan Pandangan
Sementara itu, Presiden Omar Hassan Ahmad al Bashir dalam pidatonya mengatakan, Indonesia dan Sudan mempunyai pandangan yang sama dalam berbagai hal, terutama menghadapi berbagai masalah internasional.
“Kunjungan saya ini merupakan kesempatan baik untuk bertukar pandangan tentang cara-cara meningkatkan kerja sama bilateral dalam semua bidang, khususnya dalam masalah politik, ekonomi, kerja sama teknik, dan hubungan perdagangan serta kebudayaan,” katanya.
Sudan yakin kerja sama di antara kedua negara mempunyai prospek cerah sehingga bisa merupakan dorongan positif untuk ikut mewujudkan kerja sama di antara negara-negara membangun yang lebih dikenal dalam Forum Kerja Sama SelatanSelatan.
Dalam acara jamuan makan malam ini, ditampilkan kesenian Indonesia, termasuk penyanyi terkenal Renny Purwonegoro.
Sumber : ANTARA (18/09/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 151-152.