PRESIDEN MINTA KERJA SAMA EKONOMI DAN SOSIAL RI­ZIMBABWE DIPERLUAS

PRESIDEN MINTA KERJA SAMA EKONOMI DAN SOSIAL RI­ZIMBABWE DIPERLUAS

 

 

Hahare, Suara Pembaruan

Presiden Soeharto mengatakan kepada Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe sebagai sesama bangsa yang sedang membangun kita perlu terus berusaha memperluas bidang-bidang kerja sama di antara kita, khususnya ekonomi dan sosial, demi kemanfaatan dan kemajuan rakyat kedua negara.

Presiden Soeharto mengemukakan hal itu dalam pidatonya pada jamuan santap malam kenegaraan Senin malam waktu setempat (Selasa dinihari WIB) yang diselenggarakan Presiden Zimbabwe itu untuk menghormat tamunya dari Indonesia di Hotel Sheraton, Harare.

“Kitajuga perlu terus bergandengan tangan dalam mengusahakan terciptanya perdamaian dunia yang mantap. Sebab,tanpa perdamaian, pembangunan masyarakat kita akan selalu terganggu,” kata Presiden Soeharto.

Kepala Negara RI itu tiba di Harare Senin pagi, memulai kunjungan kenegaraan selama tiga hari di Zimbabwe, negara pertama dari tiga negara yang akan dikunjunginya di Afrika. Setelah penyambutan resmi di bandar udara internasional Harare Presiden Soeharto mengunjungi Balai Kota dan Senin petang melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Mugabe di Istana Presiden.

Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan Presiden Soeharto setelah Presiden Mugabe berkunjung ke Indonesia tahun lalu.

Presiden juga mengatakan, dewasa ini kita hidup dalam fase sejarah dunia yang sangat menentukan. Kita tengah dihadapkan pada peluang dan tantangan yang besar, yang belum pemah terjadi sebelumnya .Situasi politik internasional yang berkembang dengan cepat dan mendasar membawa implikasi yang luas.

Pada bagian lain pidatonya, Presiden juga mengungkapkan pembangunan di Indonesia, yang bertujuan meningkatkan mutu kehidupan lahir batin seluruh bangsa Indonesia, adil dan makmur, berdasarkan Pancasila.

 

Mendapat Manfaat

Presiden Mugabe dalam pidatonya pada jamuan santap malam itu menyatakan harapannya agar kunjungan tamunya itu menjadi tonggak baru hubungan kedua negara setelah kunjungannya ke Indonesia tahun lalu. Mugabe juga mengatakan, sejumlah warga Zimbabwe telah mendapat manfaat dari latihan yang ditawarkan Indonesia dalam program TCDC (Technical Cooperation Among Developing Countries), diantaranya adalah pegawai-pegawai perusahaan pos dan telekomunikasi, kementerian pertahanan, pertanian dan pedesaan.

Sejak tahun 1983, kata Mugabe, negerinya telah mengekspor ke Indonesia komoditi-komoditi seperti tembakan, benang, asbes, besi dan produk-produk baja. Sedang dari Indonesia, Zimbabwe mengimpor rempah-rempah, karet dan kayu.

Pada hari keduakunjungan kenegaraan di Zimbabwe ini, Selasa (3/12), Presiden Soeharto dan rombongan akan mengunjungi Air Terjun Victoria (Victoria Fails) yang terkenal. Di sini, tamu negara menurut rencana juga akan berlayar di Sungai Zambesi (Zambesi Cruise).

Menteri Sekretaris Negara Moerdiono mengatakan kepada pers, walaupun pertemuan Presiden Soeharto dengan Presiden Mugabe Senin petang itu merupakan kunjungan kehormatan, namun kedua pemimpin tersebut sempat membicarakan masalah-masalah substansial dan bilateral yang mungkin masih akan dilanjutkan hari Rabu.

Kedua kepala negara sepakat untuk meneliti secara nyata bidang-bidang apa yang dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara. Mugabe secara khusus menyatakan minat untuk memanfaatkan tawaran Indonesia yang disampaikan pada KTT ke-2 Kelompok 15 di Caracas, yaitu kerja sama teknik antar negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkemandirian, khususnya untuk meningkatkan taraf hidup dari mereka yang penghasilannya sangat rendah.

Program ini, kata Moerdiono, sesungguhnya merupakan tambahan, tidak termasuk yang dibicarakan pada KIT pertama Kelompok 15 di Kuala Lumpur.

Kedua kepala negara membicarakan pula strategi pembangunan yang sebaiknya ditempuh oleh Dunia Ketiga. Kendati mereka berdua memahami, tiap-tiap negara mempunyai jawaban tersendiri terhadap tantangan-tantangan pembangunan yang dihadapi, tetapi mereka sepakat, sebaiknya Dunia Ketiga tidak meloncat langsung ke industrialisasi, karena menurut pengalaman, ternyata menghadapi berbagai kesulitan. “Sebaliknya pembangunan Dunia Ketiga diawali dengan pembangunan pertanian,”kata Moerdiono mengutip pembicaraan kedua pemimpin itu.

 

Kunci Kota

Setelah penyambutan di bandar udara, Presiden Soeharto dan Presiden Mugabe menuju Balai Kota Harare, sebelum, merdeka bernama Salisbuty. Sedang Zimbabwe sebelumnya dikenal sebagai Rhodesia Selatan.

Tamu negara itu disambut Wali Kota Harare Simon Chikavaire. Pada upacara penerimaan di sini, Chikavaire menyerahkan kunci kota (Freedom of the City) kepada Presiden Soeharto.

Presiden Soeharto dan rombongan tiba di bandar udara internasional Harare Senin pagi pukul 09.00 waktu setempat (Senin petang WIB). Di tangga pesawat Presiden, Ibu Soeharto dan rombongan resmi disambut oleh Presiden Mugabe. Kepala Negara diperkenalkan kepada Wakil Presiden dan para panglima AD, AU serta Kepolisian.

Negeri ini tidak mempunyai Panglima AL karena tidak mempunyai laut atau pantai. Zimbabwe berbatasan di utara dengan Zambia, di sebelah timur Mozambique, selatan Afrika Selatan, dan barat Botswana.

Kemudian kedua kepala negara menaiki mimbar kehormatan untuk menerima penghormatan, dan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” diperdengarkan, dilanjutkan dengan pemeriksaan barisan kehormatan dan lagu kebangsaan Zimbawe “Izhe Komborera”. Sejak lagu kebangsaan Indonesia diperdengarkan, dentuman meriam dimulai hingga 21 kali.

Pada penyambutan ini tarian-tarian Zimbabwe yang ditarikan kaum muda turut menyambut Kepala Negara Indonesia . Presiden berhenti sejenak menyaksikan tarian­tarian anak-anak muda itu, sebelum memasuki mobil menuju Balai Kota.

 

 

Sumber :SUARA PEMBARUAN (03/12/1991)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 482-484.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.