PRESIDEN: SEJUMLAH SYARAT HARUS DIPENUHI UNTUK TINGGAL LANDAS
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto menyatakan keyakinannya bahwa bangsa Indonesia akan berhasil dan tidak akan gagal dalam memasuki proses tinggal landas pembangunan negeri ini pada Pelita-Pelita mendatang, asal sejumlah syarat pembangunan dipenuhi.
Dalam pidato pengantar Nota Keuangan dan RAPBN 1990/1991 pada sidang paripurna DPR, masa persidangan dewan tahun 1990, di Jakarta, Kamis, Presiden mengatakan sejumlah syarat yang hams dipenuhi itu antara lain bahwa pembangunan yang dilaksanakan itu harus merupakan pengamalan Pancasila .
Syarat lainnya adalah bahwa pembangunan yang dilaksanakan itu harus disertai dengan penanaman nilai-nilai moral dan spiritual serta keadilan sosial pada pembangunan itu sendiri. “InsyaAllah kita akan berhasil dan tidak akan gagal dalam memasuki proses tinggal landas nanti,” kata Kepala Negara.
Presiden mengatakan, pengalaman bangsa lain menunjukan ada bangsa-bangsa di dunia ini yang gagal melewati masa peralihan menuju tinggal landas disamping ada juga yang berhasil.
Masa Kritis
Dalam kesempatan berbicara di hadapan anggota dewan itu Kepala Negara mengemukakan, bahwa peralihan memasuki era tinggal landas itu merupakan kurun waktu yang sangat penting, kritis dan penuh ujian berat. “Apalagi, karena masa peralihan kita memasuki era tinggal landas itu berbarengan dengan munculnya dimana-mana di dunia ini wawasan-wawasan baru, aspirasi-aspirasi baru dan kekuatan-kekuatan baru dalam memasuki era baru sejarah umat manusia menjelang abad 21”, demikian Presiden.
Di Indonesia, demikian Kepala Negara, proses peralihan menuju tinggal landas akan terus melahirkan aspirasi-aspirasi dan kekuatan-kekuatan baru.
Dengan melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, bangsa Indonesia menyediakan peluang agar semua aspirasi dan kekuatan baru itu berkembang secara kreatif. Ini berarti bahwa pembangunan sebagai pengamalan Pancasila akan diperkaya dan disegarkan terus dengan wawasan-wawasan baru yang makin luas. (SA)
Sumber: ANTARA (04/0111990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 64-65.