PRESIDEN: TERIMA KASIH, TERIMA KASIH, ENGGAK NGUNDANG-NGUNDANG KOK
Jakarta, Antara
“Terima kasih, terima kasih, enggak ngundang-ngundang kok,” kata Presiden Soeharto ketika menerima ucapan selamat dari wartawan yang menyalaminya di Istana Merdeka, Sabtu sehubungan dengan ulang tahun ke-70 dari Kepala Negara hari itu.
Kesempatan untuk menyampaikan ucapan selamat itu muncul setelah Presiden Soeharto melepas Presiden Republik Rakyat Cina Yang Shangkun di Istana Merdeka, Sabtu pagi. Tamu dari Cina itu melanjutkan perjalanannya ke Bali sebelum meninggalkan Indonesia hari Senin.
Setelah mengantar tamunya, Kepa la Negara sambil menggandeng lbu Tien Soeharto menaiki tangga Istana Merdeka menuju ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaannya.
Para wartawan yang memang sedang mencari-cari kesempatan segera menyapa Kepala Negara untuk menyampaikan selamat hari ulang tahun dan mula-mula Pak Harto sejenak terdiam. Setelah wartawan mengatakan bahwa mereka ingin menyalami dan menyampaikan selamat ulang tahun, sambil tersenyum Pak Harto kemudian berkata “Terima kasih, terima kasih. Tidak ngundang-ngundang kok. Tidak ada apa apa”. Para wartawanpun satu per satu menyalami Kepala Negara yang tersenyum.
Hari ulang tahun Pak Harto setiap tahunnya memang hanya diperingati secara sederhana oleh anggota keluarganya seperti lbu Tien, putra-putri, serta cucu-cucunya. Para pejabat biasanya tidak ada yang datang pada acara keluarga di Jl. Cendana.
Kemudian para wartawan juga menyalami lbu Tien Soeharto yang telah puluhan tahun mendampingi Pak Harto dengan setianya.
Ucapan spontan selamat ulang tahun yang disampaikan para wartawan kemudian mengundang komentar para pejabat yang sedang mendampingi Presiden saat mengantar Presiden Yang Shangkun.
“Wah kita kecolongan,” kata Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Sampurno sambil tertawa.
Sementara itu, Mensesneg Moerdiono berkomentar “Kita kalah cepat dengan para wartawan”. Moerdiono mengatakan para pejabat sebenarnya juga sedang mencari saat yang tepat untuk menyampaikan selamat ulang tahun. Tapi momen itu belum ditemukan, dan akhirnya justru pers yang mendahului.
Sumber : ANTARA (08/06/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 684-685.