PRESIDEN TERIMA SURAT KEPERCAYAAN DUBES VIETNAM DAN YAMAN
Jakarta, Antara
Presiden Soeharto hari Selasa menerima surat-surat kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Sosialis Vietnam Do Ngoc Duong dan Republik Yaman Mohammad Abdul Aziz Salam.
Kepala Negara dalam pidato balasannya sesudah menerima surat kepercayaan Dubes Do Ngoc Duong mengatakan, kunjungan para pejabat serta masyarakat dari kedua negara perlu diperluas sementara itu, kerja sama bidang ekonomi masih bisa dikembangkan.
Bangsa Indonesia dan Vietnam dapat saling mengembangkan pengertian dan percaya yang tulus dengan memahami aspirasi dan nilai-nilai kehidupan mitranya, kata Kepala Negara dalam acara yang dihadiri pula Menlu ad interim LB Moerdani dan Mensesneg Moerdionoo
“Hubungan yang demikian itu tidak saja berrnanfaat bagi kedua negara kita, tetapi juga merupakan sumbangan kita bersama bagi terwujudnya stabilitas dan ketenteraman di kawasan Asia Tenggara,” kata Presideno
Ketika menyinggung penyelesaian krisis Kamboja, Kepala Negara menyatakan harapannya agar masalah ini dapat segera diselesaikan, terutama untuk mengakhiri penderitaan rakyat Kamboja. Penyelesaian masalah ini akan mempercepat terwujudnya kawasan Asia Tenggara yang damai, bebas dan netral, katanya.
Presiden menambahkan, penyelesaian konflik Kamboja juga akan membantu Indonesia dan Vietnam memusatkan perhatiannya pada pembangunan bangsanya masing-masing.
Krisis Teluk
Sementara itu, ketika menyampaikan pidatonya seusai menerima surat kepercayaan Dubes Yaman Mohammad Abdul Aziz Salam, Kepala Negara mengatakan, pada saat munculnya harapan bagi perdamaian dunia, ternyata muncul kemelut di kawasan Teluko
“Mudah-mudahan, kebijaksanaan yang tinggi dan tanggungjawab besar untuk keselamatan orang banyak masih akan dapat membuka pintu penyelesaian damai menjelang saat-saat terakhir yang menentukan perkembangan di kawasan itu,” kata Presiden.
Dewan Keamanan PBB menetapkan batas waktu 15 Januari bagi Irak untuk menarik pasukannya dari Kuwait setelah menduduki negara itu sejak 2 Agustus tahun 1990.
Ketika berbicara tentang perkembangan di Yaman sendiri, Presiden Soeharto mengatakan, rakyat Indonesia menyambut baik penyatuan Republik Demokrasi Rakyat Yaman dan Republik Arab Yaman menjadi Republik Yaman.
“Kami mengharapkan bersatunya kembali Yaman akan memberikan sumbangan positif bagi pembangunan Yaman dan perdamaian dunia,” kata Presiden.
Sumber : ANTARA (15/01/1991)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 9-10.