PAK HARTO TAHU, KAPAN MENERIMA PEMIMPIN BARU
Jakarta, Suara Karya
Seorang guru besar dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat, Prof Dr Donald W Wilson, berpandangan bahwa Presiden Soeharto tahu persis kapan struktur politik Indonesia siap menerima pemimpin baru. Namun Presiden Universitas Negeri Pittsburg itu yakin bahwa Soeharto tidak punya keinginan untuk menjadi Presiden seumur hidup.
“Kemampuan Soeharto terlihat pada keberhasilannya dalam peralihan kepemimpinan. Tidak ada hal yang lebih gawat bagi masa depan Indonesia daripada perebutan kekuasaan antara partai-partai atau kelompok-kelompok yang bersaing dan tokoh-tokoh untuk jabatan kepresidenan itu,” demikian antara lain tertulis dalam buku karangan Donald W Wilson, “Perjalanan Panjang dari Kekacauan menuju Swasembada” yang juga terungkap dalam konperensi pers mengenai penerbitan buku tersebut oleh Yayasan Persada Nusantara (YPN) di Jakarta, Jum’at. Buku itu diterbitkan atas prakarsa Laksamana (Purn) RM Moechtar, Ketua YPN yang mengenal Wilson tahun 1986 di Pittsburg. Menurut rencana pengarang buku tersebut akan diterima Presiden Soeharto hari ini.
Wilson melihat, Indonesia memiliki banyak tokoh yang cakap dan mampu mengembangkan kepemimpinannya. Karena itu, menurut pendapatnya, jika Soeharto berhasil melakukan peralihan yang mulus dalam jangka waktu ini dengan cara-cara yang konstitusional, ia berkeyakinan bahwa Soeharto akan tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai seorang negarawan yang besar dan dinamis. “Kemampuan Soeharto melakukan peralihan bahkan akan dapat membuyarkan pengecam-pengecamnya,”ujar Wilson.
Stabilitas
Donald Wilson (52 tahun), yang pada masa remajanya pemah tinggal di Indonesia dan bersekolah selama enam tahun (1949-1955), berpendapat, yang terpenting sekarang ini adalah tetap menjaga stabilitas politik untuk melanjutkan pembangunan yang telah berkembang ini. Dalam kaitan itu ia mengingatkan bahwa demokrasi itu tidak dapat dibangun dalam satu malam. “Semua harus dibangun bertahap dan satu per satu,” ujar guru besar yang telah melakukan wawancara sebanyak dua kali dengan Presiden Soeharto (1987 dan 1988).
Buku yang terdiri 12 bab setebal 220 halaman ini memang mempunyai cakup an yang luas karena berupa ya mengulas perkembangan Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan hingga Orde Baru di tahun 1988. Untuk itu ia melakukan penelitian kepustakaan atas tidak kurang dari 300 buku mengenai Indonesia. Jadi tidak mengherankan jika untuk daftar pustaka saja dibutuhkan 29 halaman.
Berkaitan dengan penerbitan buku ini, pada awal konperensi pers kemarin, ia berulang kali menekankan bahwa penulisan buku ini dilakukan tanpa motivasi uang atau komisi. “Saya menulis buku ini atas kehendak saya sendiri, tidak ada yang mendikte dan sepenuhnya obyektif interpretasi ilmiah saya mengenai Indonesia,” kata Wilson.
Sumber :SUARA KARYA(09/06/1990)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XII (1990), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 97-99.